SOLOPOS.COM - Menkumham Yasonna H. Laoly berdialog dengan tahanan di dalam Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIB Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (7/5/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Priyatno)

Menkumham meminta Polda Riau mengusut pemerasan napi oleh petugas Rutan Pekanbaru.

Solopos.com, PEKANBARU — Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly meminta Kapolda Riau untuk menindaklanjuti dugaan pemerasan kepada napi dan tahanan di Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk Pekanbaru. Hal itu diduga sebagai penyebab kaburnya ratusan penghuni rutan, Jumat (5/5/2017) lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yasonna dalam kunjungannya ke Pekanbaru Minggu (7/5/2017) pagi langsung meninjau kondisi Rutan Sialang Bungkuk yang berlokasi di Jl. Sialang Bungkuk, Kelurahan Sialang Sakti, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, tersebut. Seusai meninjau kondisi rutan, dia menyebutkan bahwa kaburnya ratusan napi dan tahanan di rutan ini sebagai rekor sepanjang sejarah.

“Buat pertama kali segede ini. Semua keluhan sudah saya dengar dari penghuni rutan, dan di sana terjadi pemerasan,” katanya kepada wartawan Minggu (7/5/2017).

Pemerasan yang dimaksud Yasonna yaitu terjadi akibat petugas rutan menumpuk napi dan tahanan dalam sel secara berdesak-desakan. Bagi napi yang ingin mendapatkan ruang khusus, mereka diharuskan membayar kepada petugas untuk mendapatkan ruang tahanan lebih lapang tanpa berdesakan.

Akibat ulah petugas rutan yang tidak bertanggungjawab ini, ribuan penghuninya melakukan unjuk rasa Jumat lalu. “Karena itu saya minta Kapolda Riau untuk menindaklanjuti dugaan pemerasan ini, tidak hanya diberikan sanksi administratif tetapi sanksi secara pidana kepada petugas yang terlibat memeras,” katanya.

Setelah ditindaklanjuti dan dilakukan penyidikan, bila terdapat bukti-bukti keterlibatan petugas rutan, dia juga meminta Kapolda untuk menempatkan pelaku ke rutan. “Tidak ada toleransi. Disidik secara pidana dan bagi yang terbukti saya ingin mereka [pelaku] juga ditahan di rutan. Supaya tahu bagaimana rasanya di dalam [sel],” katanya.

Sementara untuk meningkatkan pelayanan kepada keluarga napi dan tahanan yang kerap dikeluhkan, dia meminta pengelola untuk membuat ruang tamu yang baru dan lebih luas. Baca juga: Sebelum Kabur, Napi Rutan Pekanbaru Kerap Diperas Petugas.

Sebelumnya Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham RI I Wayan Kusmiantha Dusak mengatakan sudah mencopot Kepala Rutan Sialang Bungkuk Teguh Triahatmanto. “Memang sudah diganti Kepala Rutan Sialang Bungkuk dengan Pelaksana Harian, petugas lainnya di rutan juga semuanya diganti,” katanya.

Pihaknya mengaku mendapatkan permintaan dari napi dan tahanan agar semua petugas diganti karena melakukan pungli. Untuk menindaklanjuti hal itu pihaknya kini tengah memeriksa semua petugas rutan terkait informasi tindakan pungli yang terjadi dan menyebabkan unjuk rasa berujung kaburnya ratusan penghuni rutan.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta masyarakat daerahnya untuk tetap tenang dan waspada dengan kondisi yang terjadi. “Saya minta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi untuk berbuat anarkis, percayakan penanganan masalah ini kepada kepolisian dan pihak berwenang,” katanya.

Adapun menurut data Rutan Sialang Bungkuk, jumlah penghuni rutan mencapai 1.870 napi dan tahanan. Daru jumlah itu, penghuni yang kabur sebanyak 448 orang dan yang sudah ditangkap atau menyerahkan diri sebanyak 274 orang. Sisanya 174 lagi masih kabur dan sedang dilakukan pengejaran oleh aparat kepolisian dan tim gabungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya