SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Seorang wartawan memang dikenal memiliki relasi yang luas. Tak hanya kalangan ekonomi ke bawah, seperti petani, pejabat sekelas menteri pun menjadi kolega insan pers.

Relasi yang luas ini kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk meraup keuntungan. Banyak yang berpura-pura atau mengatasnamakan dirinya sebagai wartawan hanya untuk mencari uang dari pejabat pemerintah, bahkan melakukan pemerasan.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Seperti yang dialami Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah (Jateng), Dewa Putu Gede. Beberapa pekan lalu, Dewa mengaku mendapat telepon dari seseorang yang mengaku sebagai wartawan salah satu surat kabar tertua di Jateng.

Namun, bukannya menanyakan tentang suatu berita, pria yang mengaku berprofesi wartawan itu justru meminta sejumlah uang kepadanya.

“Dia mengaku bernama Ibnu, wartawan dari salah satu koran di Semarang. Dia minta duit ke saya, katanya untuk biaya perawatan salah satu temannya yang terkena kanker otak,” ujar Dewa saat berbincang dengan awak media di Kanwil Kemenkumham Jateng, Jl. Dr. Cipto, Kota Semarang, Selasa (15/1/2019).

Dewa mengaku kaget dengan permintaan oknum yang mengaku bekerja sebagai jurnalis itu. Meski demikian, ia tidak terpancing begitu saja dengan perkataan si penipu tersebut.

“Saya lantas bilang ke dia, silakan menghubungi anak buah saya, karena yang pegang duit mereka. Setelah kita telusuri, akhirnya diketahui kalau dia itu bukan wartawan yang sebenarnya. Cuma mengaku-aku saja sebagai wartawan,” imbuh Dewa.

Dewa pun menyesalkan tindakan oknum yang kerap meminta-minta uang kepada pejabat dengan memanfaatkan profesi wartawan. Makanya, ia pun sempat menanyakan kepada beberapa awak media yang kerap meliput acara Kemenkumham Jateng tentang kebenaran profesi pelaku yang mengaku bernama Ibnu itu.

“Nah, ternyata dari rekan wartawan yang kami kenal enggak ada yang kenal dengan Ibnu itu. Setelah tahu kalau dia itu wartawan abal-abal, kami coba meringkus. Sayang, nomor telepon yang digunakannya sudah enggak aktif,” beber Dewa.

Terpisah, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang, Edi Faisol, menyesalkan tindakan yang dilakukan oknum penipu itu yang memanfaatkan nama pekerja media untuk memeras uang pejabat.

Ia pun mengimbau kepada para pejabat pemerintahan maupun perusahaan swasta untuk tidak mudah percaya dengan orang yang mengaku sebagai jurnalis. Apalagi sampai meminta uang atau imbalan atas jasa peluputan.

“Wartawan itu tugasnya mencari berita, bukan minta uang. Kalau ada yang minta uang jangan dikasih,” ujar Edi kepada Semarangpos.com, Selasa.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya