SOLOPOS.COM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati (baju biru), saat berbincang dengan wartawan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Kamis (18/2/2021). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, JAKARTA -- Bencana alam seperti di NTT berpotensi terulang tiap tahun. Ini lantaran siklon tropis seroja juga bisa muncul tiap tahun akibat dampak pemanasan global. Perlu ada upaya mitigasi agar potensi bencana alam bisa diminimalisasi.

"Global warming memang benar-benar harus dimitigasi, kalau tidak kondisi siklon ini akan menjadi rutin setiap tahun. Menjadi hal yang normal. Ini harus diantisipasi bersama," ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dalam siaran langsung dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Dwikorita menjelaskan bahwa evaluasi terhadap pemanasan global mesti diantisipasi. Sebab, hal ini berkorelasi dengan peningkatan suhu muka air laut.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Porak-Porandakan NTT, Ini Bahayanya Siklon Tropis Serojo Menurut BMKG

"Nah oleh karena itu, barangkali kita perlu mengevaluasi karena penyebabnya adalah semakin panasnya suhu muka air laut. Laut itu tempat mengabsorbsi CO2 dan itu adalah dampak dari gas rumah kaca, bisa dirunut ke sana. Ini baru hipotesis, tapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming [pemanasan global] ," ucap Dwikorita.

"Dan ini sebagai salah satu dampak dari naiknya suhu muka air laut di wilayah perairan tersebut yang tercatat sudah mencapai 30 derajat celcisus yang mestinya rata-rata sekitar 26 derajat celcius," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa siklon tropis seroja merupakan fenomena yang tak lazim. Pasalnya, Siklon Tropis Seroja ini masuk ke daratan.

Baca Juga: Bencana Alam di NTT Renggut Sedikitnya 128 Korban Jiwa, 72 Orang Hilang

"Dan (siklon tropis) seroja ini baru yang pertama kali benar-benar cukup dahsyat karena masuk sampai ke daratan. Ini yang tidak lazim," ungkapnya.

Sebelumnya disebutkan siklon itu menyebabkan rangkaian bencana yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejauh ini BNPB menyebut sebanyak 128 orang meninggal akibat bencana banjir dan longsor karena Siklon Tropis Seroja itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya