SOLOPOS.COM - Rumah warga Kentingan Baru, Jebres, Solo, terlihat rusak akibat penyerangan sekelompok orang tak dikenal, Sabtu (22/6/2013). (Guruh Cahyono/JIBI/SOLOPOS)

Rumah warga Kentingan Baru, Jebres, Solo, terlihat rusak akibat penyerangan sekelompok orang tak dikenal, Sabtu (22/6/2013). (Guruh Cahyono/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Suasana mencekam masih menyelimuti Kampung Kentingan Baru, Jebres, Solo, Sabtu (22/6/2013) malam. Segerombolan ibu-ibu yang tidak terima rumah mereka dirusak oleu preman, berbalik merusak sebuah warung mi ayam di depan kawasan permukiman mereka. “Biarin, tadi yang punya warung malah tertawa melihat rumah kami dirusak,” ujar seorang warga geram.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tak lama berselang, serombongan polisi berpakaian preman datang. Ibu-ibu tersebut segera berlari memasuki kampung. “Masak? Tidak ada apa-apa kok, tidak ada yang dirusak. Ini kami memang kebetulan akan mengadakan meeting di sini,” ungkap seorang polisi kepada Solopos.com, mencoba menutupi apa yang terjadi.

Tak puas mendengar jawaban tersebut, Solopos.com melangkahkan kaki memasuki perkampungan sederhana yang dibangun di atas lahan sengketa itu. Betapa terkejut, hampir seluruh rumah di permukiman itu rata dengan tanah. Anak-anak berlarian panik di sepanjang gang kampung. Sekumpulan ibu-ibu menatap puing-puing reruntuhan rumah mereka dengan mata nanar.

Sementara itu, para lelaki mulai menggelar kain bekas spanduk berukuran besar di sepanjang gang kampung sebagai alas tidur bagi anak dan istri mereka. “Coba bayangkan, kami mau tidur di mana? Kasihan anak-anak ini,” ucap seorang warga Kentingan Baru, Yulianti alias Jupe.

Jupe menuturkan seratusan preman berpakaian hitam dengan sebuah pita hijau yang disematkan di dada sebelah kiri mendatangi kampung mereka sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, kampung dalam kondisi sepi lantaran para laki-laki tengah pergi bekerja. Sementara itu, sebagian ibu rumah tangga sedang mengambil rapor di sekolah anak mereka. Oleh sebab itu, hanya tersisa beberapa wanita dan anak-anak di kampung.

“Kami enggak tahu tiba-tiba ada seratusan preman datang merusak rumah kami. Semuanya berteriak-teriak, anak-anak ketakutan, bahkan ada bapak-bapak yang mencoba melawan tapi malah dikeroyok,” tuturnya dengan napas terengah-engah menahan emosi.

Menurut Jupe, terdapat sekitar 100 preman yang masuk ke kampung dan lebih kurang 200 preman berjaga di luar kawasan itu. Menurutnya, saat itu juga terdapat polisi berseragam preman yang turut berjaga. “Ada reserse juga, tapi bukannya melindungi kami, mereka justru diam saja menonton,” timpal seorang warga lainnya, Eni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya