SOLOPOS.COM - Penampilan penari Gambyong dalam menyambut kehadiran Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam acara Kenduri Rakyat di Pasar Beringharjo Jogjakarta, Kamis (31/8/2017). (Harian Jogja/Marwan Yotha)

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X hadir dalam acara Kenduri Rakyat di Pasar Beringharjo Jogja, dalam rangka untuk memperingati lima tahun pengesahan Undang Undang Keistimewaan (UUK) DIY, Kamis (31/8/2017).

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

Harianjogja.com, JOGJA— Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X hadir dalam acara Kenduri Rakyat di Pasar Beringharjo Jogja, dalam rangka untuk memperingati lima tahun pengesahan Undang Undang Keistimewaan (UUK) DIY, Kamis (31/8/2017).

Kenduri Rakyat kali ini diambil dengan temanya ‘‘Meneguhkan Keistimewaan DIY Untuk Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat’, dalam acara tersebut Gubernur DIY Sri Sultan HB X juga membuka dialog langsung bersama pedagang-pedagang pasar Beringharjo yang ikut hadir pada acaranya.

Acara telah dimulai jam 10 pagi dengan tampilan tarian, macapat, dan keroncong. Semua pedagang pasar terlihat mengenakan busana adat Jawa. Acara tersebut juga dihiburkan dengan duet pelawak senior Jogja yakni Marwoto Kawer dan Yati Pesek sebagai pembawa acaranya.

Menurut Sultan, Jogja mempunyai motto Istimewa untuk DIY itu bukan karena nama daerahnya, yang dimaksudkan istimewa itu adalah sifat masyarakatnya. “Yang dimaksud Jogja istimewa itu karena bisa dikatakan ter-. Ya mesti terbaik, terbersih, terjujur, dan lainnya,” ucap Sultan dalam sambutan acara Kenduri Rakyat.

Sultan mengatakan integritas menjadi nomor satu bagi masyarakat Jogja, semangat menjaga keistimewaan DIY juga harus dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat.

“Karena kita mendeklarasikan Jogja Istimewa. Degan semangat menjaga keistimewaan DIY,  dengan kebersamaan bukan individu, Semoga saja dengan peringatan disahkannya UUK ke-lima ini, kita punya kesempatan intropeksi. Lebih manfaat untuk seluruh warga masyarakat Jogja yang tidak hanya aman dan nyaman tapi sejahtera maju dan juga peradaban tinggi,” katanya.

Sementara itu, Widihasto Wasana Putra, penggagas acara Kenduri Rakyat kali ini mengatakan bahwa, ada dua urgensi acara peringatan Kenduri Rakyat ini. “Acara ini sebagai bentuk rasa syukur mengingat UUK DIY merupakan buah perjuangan panjang masyarakat Yogyakarta, taruhlah sejak tahun 1998 hingga 2012. Kedua sebagai momentum bagi semua pemangku kebijakan untuk melakukan refleksi dan evaluasi atas capaian dan hasil dari implementasi program-program keistimewaan DIY,” jelas Widihasto, di sela-sela acara Kenduri Rakyat Pasar Beringharjo.

Ia menambahkan kehadiran Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X ke pasar Beringharjo juga menjadi peristiwa yang menandai sejumlah makna penting,

“Kehadiran Sri Sultan HB X menjadi sangat bangga bagi pedagang pasarnya, sebagai ‘Manunggaling Kawula lan Gusti’ yakni nyawiji atau bersatunya Raja [pemimpin] dengan kawula [rakyat]. Kedua bentuk keberpihakan pemerintah terhadap keberlangsungan ekonomi kerakyatan sebagai manifestasi visi ‘Among Tani Dagang Layar’,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya