SOLOPOS.COM - Ilustrasi pandemi Corona. (Detik.com)

Solopos.com, SOLO--Penyakit bawaan atau komorbid perlu dikendalikan guna menekan risiko jika tertular Covid-19. Meski demikian, semua orang baik dengan komorbid atau tidak wajib sama-sama mencegah penularan virus Corona dengan mematuhi protokol kesehatan 3M.

Keberadaan komorbid pada pasien Covid-19 bisa memperparah tingkat kesakitan atau menimbulkan gejala klinis berat. Sebab, kelompok ini memiliki daya tahan tubuh rendah seperti pengidap hipertensi, diabetes, gangguan kardiovaskular dan lainnya.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Secara umum, angka kesembuhan Covid-19 95 persen termasuk dengan komorbid. Sedangkan, persentase fatalitas berkisar 3-5 persen. Namun, 90 persen dari kasus fatalitas Covid-19 dipicu oleh komorbid. Sedangkan, pasien yang meninggal dunia tanpa disertai komorbid hanya 1-2 persen.

“Lebih dari 90 persen gejala berat [Covid-19] memiliki komorbid atau kondisi faktor usia,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Siloam Hospital Kebon Jeruk, dr. Candra Wiguna, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (5/11/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Saat terinfeksi virus SARS-CoV-2, seseorang dengan komorbid berisiko mengalami gejala berat seperti sesak napas hingga kegagalan napas dibanding yang tidak memiliki komorbid. Orang tanpa disertai komorbid, cenderung mengalami gejala ringan seperti batuk ringan hingga tak bergejala.

Menariknya, lanjut Candra, banyak orang tidak menyadari kalau dirinya memiliki komorbid. Kejadian ini tak hanya ditemukan di Indonesia tapi di seluruh dunia. “Dia tidak tahu punya diabetes, hipertensi, dan lainnya. Tidak hanya di Indonesia bahkan di dunia karena kurang kesadaran buat medical check up,” ujar dia.

KFC Indonesia Rugi Ratusan Miliar Rupiah Gara-Gara Pandemi Covid-19

Konsultasi Dokter

Candra mengatakan seseorang dengan komorbid perlu mengendalikan penyakitnya guna menekan risiko jika terpapar Covid-19. Upaya ini bisa dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter, meminum obat hingga kondisi penyakit berada pada situasi yang diinginkan.

Namun, belakangan banyak pasien yang khawatir tertular Covid-19 saat ke rumah sakit. Candra merekomendasikan agar konsultasi dilakukan secara telemedicine. Model ini tetap efektif meski ada kelemahan yakni tidak ada pemeriksaan fisik.

“Tapi di sejumlah kasus memang hanya perlu konsultasi seperti dosis apakah dinaikkan atau diturunkan. Pada banyak kasus telemedicine ini efektif. Menunjukkan hasil lab kepada dokter dan apa yang harus dilakukan,” ujar dia.

Baik orang dengan komorbid maupun tidak, lanjut Candra, keduanya sama-sama harus berusaha mencegah penularan Covid-19 dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan 3M seperti memakai masker, menjaga jarak dan menghidari kerumunan dan mencuci tangan pakai sabun.

“Yg tidak punya komorbid jangan merasa anak muda, sehat, ‘saya tidak takut kena Covid.’ Karena bisa saja tidak bergejala atau bergejala ringan. Dia sangat mungkin kontak dengan keluarganya di rumah ada lansia, anak, dan bayi,” tutur dia.

Citilink Raih 4 Penghargaan Dalam 2 Ajang Kompetisi Branding Dan Marketing

Paling Sulit

Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Turro Wongkaren, mengatakan hasil monitoring perubahan perilaku menunjukkan banyak orang mematuhi protokol kesehatan. Meski, poin menjaga jarak menjadi hal paling sulit dilakukan. Sebab, perilaku ini membutuhkan peran serta orang lain.

Turro menjelaskan keluarga berperan penting dalam mendukung orang dengan komorbid bisa dicegah tertular Covid-19 atau menekan risikonya. Beberapa hal yang bisa dilakukan seperti mengingatkan anggota keluarga tentang protokol kesehatan. Lalu, menyediakan makanan bergizi sesuai dengan komorbidnya.

“Menjaga rumah aman dari Covid secara umum. Bikin zonasi di rumah. Merah di teras, kuning di ruang keluarga. Makin ke dalam, faktor makin kecil,” kata Turro.

Keluarga juga penting untuk rajin membersihkan rumah dengan disinfektan. Disinfeksi ini bisa memakai 1,5 sendok makan cairan pemutih ditambahkan 1 liter air. Cairan disemprotkan di tempat-tempat yang sering dipegang misalnya pegangan pintu.

Saat menerima paket, pastikan permukaan paket disemprot disinfektan. Sebab, virus Corona bisa bertahan di permukaan plastik selama tiga hari dan di kertas selama satu hari.

“Memikirkan bahwa Covid itu virusnya seperti lemak. Mencuci tangan pakai sabun bisa menghilangkan lemak itu. Kita harus cuci tangan, jaga jarak, dan memakai masker,” kata pria yang juga menjabat Kepala Lembaga Demografi FEB Universitas Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya