SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Teknik pengamatan diri yang sederhana, ilmiah dan universal berupa Meditasi Vipassana dikenalkan pakar meditasi, Petrick Given Wilson, di Wisma MM UGM, Selasa-Rabu (1-2/11) lalu.

Meditasi ini bertujuan untuk melakukan pemahaman dan pengendalian diri, mengarahkan menuju kebahagiaan, kebijaksanaan dan cinta kasih pada sesama. “Teknik ini bisa dipelajari dalam kursus 10 hari yang diadakan secara rutin,” ujar Petrick di hadapan puluhan audiens.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Petrick sendiri telah mempelajari teknik ini sejak puluhan tahun lalu berguru kepada S.N Goenka. Petrick adalah lulusan dari Cambridge University dan Stanford Business School (MBA), pernah bekarir sebagai bankir di bank penanaman modal.

“Saya dulu setiap hari tegang, selalu emosi, pikiran tidak tenang. Saya yakin, sekarang orang-orang yang bekerja di bank lebih tegang lagi, lalu saya mempelajari teknik meditasi ini,” kisahnya.

Hasilnya, lelaki yang kini tinggal bersama istri dan dua putranya di Australia ini mendapatkan kedamaian hati. Meditasi Vipassana tepat bagi mereka yang selalu merasa gelisah, emosi, tegang, stress dan depresi.

Petrick mencontohkan, ada empat kemungkinan yang akan dilakukan orang ketika ia diolok-olok, dihina, dicaci yakni dilampiaskan, ditekan, dialihkan atau dihadapi. Jika dilampiaskan dengan mengkritik balik, kata dia, tentu saja menyisakan masalah. Ditekan, akan semakin membuat perasaan dongkol. Dialihkan, bisa melalui nonton film di bioskop, game, tv, namun setelah itu pasti akan merasakan kegelisahan kembali.

Solusinya, menurut Petrick, adalah dihadapi dengan cara mengamati kemarahan itu. Meditasi Vipassana merupakan salah satu cara menghadapinya. Di Indonesia, kursus meditasi ini dilakukan di Jalan Ahmad No.99 Kampung Bojong, Gunung Gelis, Kecamatan Sukaraja, Cisarua, Bogor. Di sana, murid akan dilatih selama 10 hari. Tiga hari pertama adalah Anapana melakukan pernapasan alami, menjelajahi seluruh tubuh sampai tidak merasakan sensasi perasaan. Hari ke 4-9 tidak bicara dengan siapapun kecuali dalam keadaan genting. Hari ke-10 persiapan kembali ke dunia luar.

“Sepuluh hari adalah waktu yang sangat tepat. Teknik ini untuk usia 18 tahun ke atas, tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak tapi dengan teknik berbeda untuk mengontrol emosi mereka,” jelas Petrick.

Siapapun yang hendak mempelajari teknik ini tidak dipungut biaya. Di pusat tempat latihan disediakan tempat tidur, makan seadanya dengan suasana alam jauh dari kebisingan. (HARIAN JOGJA/Tri Wahyu Utami) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya