SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p style="font-weight: 400;"><strong>Solopos.com, SOLO</strong> –&nbsp;Pengembangan wisata<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>di Kota Solo dinilai masih terhambat dengan persoalan kualitas air<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>yang buruk dan debit air<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>yang inkonsisten.</p><p style="font-weight: 400;">Pegiat Komunitas Ngrekso Lepen Mangku Keprabon, Setyo Eko Winanto, menganggap kualitas air di semua<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>di Solo sangat memprihatinkan. Secara kasat mata, kata dia, kondisi air<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>di Kota Bengawan terlihat kumuh dan bahkan beberapa di antaranya berwarna-warni karena tercemar limbah tekstil.</p><p style="font-weight: 400;">Win, sapaan akrab Setyo Eko Winanto menilai <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180904/489/937873/jokowi-prabowo-berpelukan-diabadikan-mural-di-solo" title="Jokowi-Prabowo Berpelukan Diabadikan Mural di Solo">pemerintah mesti</a> menyelesaikan persoalan tersebut jika ingin mengambil langkah mengembangkan wisata<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>di Solo.</p><p style="font-weight: 400;">Dia menyarankan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk tegas menutup usaha tekstil yang kedapatan membuang limbah tak seusai baku mutu di<span>&nbsp;</span><span>sungai</span>. Pemkot diharapkan juga menata bangunan warga yang berdiri di garis sempadan<span>&nbsp;</span><span>sungai</span>.</p><p style="font-weight: 400;">&ldquo;Kegiatan bersih-bersih kali yang selama ini kerap dilakukan Pemkot tidaklah cukup untuk menyelesaikan akar masalah kumuhnya dan tercemarnya<span>&nbsp;</span><span>sungai</span>. Mesti ada regulasi khusus yang mengatur tentang kewajiban masyarakat maupun pemerintah untuk menjaga ekosistem<span>&nbsp;</span><span>sungai</span>,&rdquo; kata Win saat diwawancarai <em>solopos.com,<span>&nbsp;</span></em>Rabu (5/9/2018).</p><p style="font-weight: 400;">Win menganggap pengembangan wisata<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>di Solo juga akan menghadapi tantangan debit air yang tidak konsisten. Menurut dia, kebanyakan debit air<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>di kota Solo tergantung dengan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180905/489/938080/2-jukir-liar-terjaring-ott-tim-saber-pungli-solo" title="2 Jukir Liar Terjaring OTT Tim Saber Pungli Solo">pasokan air</a> dari hulu seperti daerah Boyolali.</p><p style="font-weight: 400;">Win menyampaikan saat musim penghujan, debit air<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>di Solo bisa jadi akan aman untuk kegiatan wisata seperti penyediaan wahana perahu di aliran Kali Pepe maupun<span>&nbsp;</span><span>Sungai</span><span>&nbsp;</span>Bengawan Solo. Namun ketika musim kemarau datang, kegiatan wisata<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>di Solo hanya bisa dilakukan di wilayah bantaran.</p><p style="font-weight: 400;">&ldquo;Kalau musim penghujan debit air<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>aman karena pasokan dari hulu juga cukup. Yang perlu dilakukan pemerintah atau pengelola yakni tinggal memainkan bendung Tirtonadi untuk pengelolaan debit air di Kali Pepe. Sementara debit air di<span>&nbsp;</span><span>Sungai</span><span>&nbsp;</span>Bengawan Solo cenderung aman setiap kali datang musim penghujan,&rdquo; jelas Win.</p><p style="font-weight: 400;">Konsultan Supervisi Proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket 3, Mohammad Abdullah, menyampaikan rencana program dari Balai Besar Wilayah<span>&nbsp;</span><span>Sungai</span><span>&nbsp;</span>Bengawan Solo (BBWSBS) yakni <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180904/489/937806/jalan-sehat-umat-islam-solo-tetap-digelar-tanpa-izin-polisi" title="Jalan Sehat Umat Islam Solo Tetap Digelar Tanpa Izin Polisi">akan membuat</a> Kali Pepe hilir terus tersedia air meski memasuki musim kemarau.</p><p style="font-weight: 400;">BBWSBS bakal melakukan itu dengan mengoptimalkan pemanfaatan Bendung Tirtonadi di Kali Pepe hulu. Dia menyebut, jika diatur lebih lanjut, pasokan air di Kali Pepe hilir bisa saja cukup untuk keperluan kegiatan wisata<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>seperti perahu air.</p><p style="font-weight: 400;">Namun, Doel, sapaan akrab Abdullah menilai, penyediaan pintu atau bangunan pengatur debit air di beberapa ruas Kali Pepe hilir tersebut akan percuma jika kondisi air Kali Pepe masih tercemar.</p><p style="font-weight: 400;">&ldquo;Direncanakan walaupun musim kemarau, nantinya tetap ada air yang disuplai ke Kali Pepe hilir. Kami usulkan akan ada<span>&nbsp;</span><em>continuous flow&nbsp;</em>untuk&nbsp;<em>maintenance</em><span>&nbsp;</span>Kali Pepe hilir minimal 0,2 meter kubik/detik. Menurut saya yang menjadi PR dari pengembangan wisata<span>&nbsp;</span><span>sungai</span><span>&nbsp;</span>di Solo sekarang yakni tinggal menyelesaikan permasalahan limbah yang masih banyak dibuang khususnya ke Keli Pepe hilir,&rdquo; kata Doel.</p><p style="font-weight: 400;">Doel mengungkapkan sementara kondisi air di Bendung Tirtonadi aman-aman saja untuk kegiatan wisata air. Dengan adanya instalasi Bendung Tirtonadi baru tersebut, debit air yang mengalir di Kali Pepe hulu bisa diatur.</p><p style="font-weight: 400;">Dia mengatakan, yang menjadi persoalan sekarang malah pengelolaan air ketika memasuki musim penghujan. Pasalnya, BBWSBS belum pernah menjajal pengoperasian bendung Tirtonadi saat musim hujan atau debit air Kali Pepe hulu sedang tinggi.</p><p style="font-weight: 400;">Pembangunan instalasi Bendung Tirtonadi yang dikerjakan dalam proyek Penanganan Banjir Kota Solo Pekat 3 (Kali Pepe hulu) tersebut diketahui baru selesai belum lama ini.</p><p style="font-weight: 400;">&ldquo;Hulu bendung sementara amannya saat musim kemarau. Kalau musim penghujan, kami perlu belajar dulu dengan kebiasaan banjirnya. Kami nanti yang jelas akan tambahkan<span>&nbsp;</span><em>early warning system<span>&nbsp;</span></em>di hulu. Cuma masalah wisata air di musim hujan, perlu kebijakan susulan karena kami belum terbiasa tertib menghadapi situasi itu,&rdquo; terang Doel.</p><p style="font-weight: 400;">Doel menuturkan proyek Pengananan Banjir Kota Solo Paket 3 kini telah mencapai 91,58% selesai. Di proyek tersebut, BBWSBS tinggal mengerjakan pembangunan jembatan kaca dan penataan bantaran Kali Pepe hulu.</p><p style="font-weight: 400;">Sementara itu proyek Penanganan Banjir Kota Solo paket 1 (Kali Pepep hilir) hingga pekan ketiga Agustus dikatakan<span>&nbsp;</span>Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Penanganan Banjir Kota Solo BBWSBS, Arlendenovega Satria N.,<span>&nbsp;</span>telah mencapai 90% selesai.</p><p style="font-weight: 400;">Sedangkan perkembangan proyek Penanganan Banjir Kota Solo paket 2 (<span>Sungai</span><span>&nbsp;</span>Bengawan Solo) sudah mencapai 97% selesai. Di proyek itu, BBWSBS tinggal melakukan penguaan tebing&nbsp; Kali Wingko di wilayah Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon.&nbsp;</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya