SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JOGJA — Kira-kira apa alasan Sultan Jogja dilarang melewati Plengkung Gading saat masih bertakhta?

Perlu diketahui, terdapat lima gerbang yang menghubungkan area Keraton Jogja, di antaranya Plengkung Tarunasura, Plengkung Nirbaya, Plengkung Madyasura, Plengkung Jaga Surya, dan Plengkung Jagabaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari kelima plengkung di atas, dua di antaranya cukup terkenal di masyarakat, yakni Plengkung Nirbaya atau Plengkung Gading dan Plengkung Tarunasura.

Gerbang yang lokasinya yang berada di selatan Keraton Jogja ini ternyata tak boleh dilewati Sultan Jogja selagi masih bertakhta. Kira-kira apa yang menyebabkan Sultan Jogja dilarang melewati Plengkung Gading?

Baca Juga:  Sejarah Singkat Hari Raya Idulfitri di Indonesia

Menurut pengelola akun Facebook Sejarah Yogyakarta, hal ini dikarenakan sudah menjadi tradisi sejak zaman dahulu. Sultan Jogja yang bertakhta hanya boleh melewati empat plengkung lainnya.

Sementara itu, Plengkung Gading hanya dilewati oleh Sultan Jogja yang sudah meninggal dunia dan kemudian dimakamkan di Imogiri, Bantul.

Baca Juga:  Cuaca Solo Akhir-akhir Ini Panas, Gibran Sampai Minta Maaf

Sebagai informasi, Plengkung Gading merupakan peninggalan sejarah yang memiliki bentuk seperti pintu gerbang yang melengkung sehingga diberi nama Plengkung.

Mengutip situs resmi Pemprov DI Yogyakarta, nama Gading sendiri berasal dari warna putih atau gading dari gapura tersebut. Berdasarakan sejarahnya, Plengkung Gading dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792).

Baca Juga:  Bukan Minal Aidzin, Ini Hlo Ucapan Selamat Idulfitri yang Benar

Meski terkenal dengan mitos larangan Sultan Jogja melewati bangunan tersebut, Plengkung Gading juga tersohor dengan menara sirinenya. Menara tersebut digunakan dua kali saja, yakni saat peringatan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus dan juga ketika menjelang waktu berbuka puasa selama Ramadan.

Wisatawan juga bisa menikmati keindahan malam di area bangunan ini yang menyuguhkan lampu-lampu indah di sekitarnya. Suasana tempo dulu dan gaya kuno begitu melekat pada bangunan ini sehingga kamu bisa berfoto di sana ala zaman kolonial Belanda.

Baca Juga:  Purworejo Ternyata Pernah Jadi Ibu Kota Jawa Tengah, Begini Ceritanya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya