SOLOPOS.COM - Ilustrasi sate kambing khas Solo. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Kota Solo di Jawa Tengah memiliki ragam sajian kuliner khas yang menggugah selera. Dari sekian banyak, apakah Anda menyadari bahwa orang Solo ternyata doyan makan aneka olahan kambing, kenapa ya?

Jika diperhatikan, ada banyak olahan kuliner kambing yang dijajakan di Kota Bengawan. Mulai dari sate, tengkleng, hingga tongseng kambing yang menggoyang lidah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hampir di setiap sudut kota kelahiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditemukan penjual kuliner kambing. Bahkan, sate kambing dan olahan kuliner lain berbahan kambing yang dimasak orang Solo memiliki cita rasa yang begitu lezat.

Perpaduan bumbu kecap dengan irisan bawang merah dan cabe membuat sate kambing khas Solo menjadi banyak incaran wisatawan yang berkunjung ke kota ini.

Lantas, kenapa orang Solo begitu makan olahan kuliner berbahan dasar kambing?

Baca juga : Ingin Rasakan Tengkleng Kepala Kambing Utuh di Sragen, Segini Harganya

Dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (9/8/2022), banyaknya warung makan yang menjual masakan kambing kemungkinan dipengaruhi keberadaan orang-orang Timur Tengah di Kota Solo, khususnya di Kecamatan Pasar Kliwon.

Di sana banyak warung yang menjajakan sate kambing. Bahkan tempat penjagalan kambing berada di Semanggi.

Konon, daging kambing dulu merupakan makanan yang banyak disajikan pedagang Arab kepada bangsawan di Kota Solo. Lambat laun, kelezatan sate kambing itu pun digemari raja-raja Solo tempo dulu. Sampai akhirnya muncul aneka olahan daging kambing yang digemari bangsawan Solo.

Baca juga : Torpedo Kambing Bisa Tingkatkan Gairah Seksual, Mitos atau Fakta?

Sementara olahan kambing berupa tengkleng yang juga terkenal seantero negeri lahir dari kreativitas wong Solo pada masa penjajahan Jepang.

“Penemuan tengkleng ini hasil kreativitas di dapur di tengah situasi yang sangat pelik, yaitu era [penjajahan] Jepang. Saat itu sedang kondisi susah, orang Solo menemukan tengkleng,” ujar penulis buku Keplek Ilat: Sejarah Wisata Kuliner Solo, Heri Priyatmoko, kepada Solopos.com, Rabu (3/8/2022).

Dalam perkembangannya, tengkleng tidak hanya dikonsumsi masyarakat kalangan bawah, tapi juga kalangan priyayi. Fenomena itu, menurut Heri, membuktikan tengkleng mampu menunjukkan jati diri dan harga dirinya yang tinggi untuk kategori kuliner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya