SOLOPOS.COM - Ilustrasi pernikahan. (Freepik.com)

Solopos.com, LAMONGAN — Salah satu mitos yang sampai saat ini dipercaya warga Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, adalah dilarang menikah dengan warga Kediri. Dari mitos itu, kenapa orang Lamongan tidak boleh menikah dengan orang Kediri?

Dikutip dari berbagai sumber, larangan orang Lamongan menikah dengan orang Kediri ini bermula dari cerita pupusnya pernikahan putra Lamongan dengan putri Kediri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Zaman dahulu, diceritakan, Adipati Kediri yang mempunyai dua putri kembar bernama Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi. Adipati Kediri berencana menikahkan kedua putrinya dengan putra kembar dari Adipati Lamongan yang bernama Panji Laras dan Panji Liris.

Pernikahan itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan dari Adipati Lamongan untuk mengambil alih kekuasaan Majapahit. Saat itu, kondisi Majapahit sedang berada di titik lemah. Adipati Kediri merasa saat itu menjadi waktu yang tepat untuk mengambil alih kekuasaan Majapahit. Terlebih, Adipati Kediri merasa sebagai kerajaan yang lebih tua dan keturuan sah dari Prabu Airlangga.

Baca Juga: Kenapa Pecel Lele Terkenal dari Lamongan?

Namun, meski Majapahit dalam posisi lemah, tetap saja Majapahit masih terllau kuat bagi Kediri. Pihak Kediri pun ragu untuk mendapat dukungan dari masyarakat di pesisir uatar Jawa seperti Lamongan, Tuban, Gresik, dan Surabaya. Terlebih di daerah itu banyak yang menganut Islam.

Karena posisi yang lemah itu, Adipati mendapatkan kabar bahwa Bupati Lamongan memiliki dua orang putra kembar bernama Panji Laras dan Panji Liris. Hingga akhirnya, Adipati Kediri berniat menikahkan kedua putri kembarnya dengan kedua putra kembar Bupati Lamongan.

Langkah ini diambil Adipati Kediri untuk mendapatkan dukungan politik dari Adipati Lamongan. Dengan harapan Majapahit bisa dikepung dari dua arah yaitu di sisi selatan oleh Kediri dan di utara oleh Lamongan.

Baca Juga: Innalillahi, Seorang Calon Haji Asal Lamongan Meninggal di Madinah

Adipati Lamongan pun akhirnya mengetahui rencana pernikahan berbalut kepentingan politik itu. Ia pun bimbang antara mau atau menolak rencana itu. Ada banyak hal yang dipertimbangkan Adipati Lamongan.

Hingga akhirnya Adipati Lamongan menerima rencana Adipati Kediri dengan mengajukan tiga syarat. Pertama, Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi harus memeluk Islam. Kedua, pihak keluarga mempelai wanita harus datang melamar kepada pihak keluarga mempelai pria. Ketiga, pihak mempelai wanita harus datang dengan membawa hadiah berupa gentong air dan alas tikar yang keduanya harus terbuat dari batu.

Adipati Kediri pun menyanggupi tiga syarat yang diajukan Adipati Lamongan. Kedua putri Kediri kemudian datang melamar ke Lamongan.

Pada saat rombongan putri Kediri datang untuk melamar, di Lamongan ternyata sedang diterjang banjir. Hingga akhirnya Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi mengangkat kainnya sampai ke paha agar kainnya tidak basah di banjir.

Baca Juga: Kenapa Persela Lamongan Dijuluki Laskar Joko Tingkir? Ini Jawabannya

Saat mengangkat kain itu, Panji Laras dan Panji Liris yang datang untuk menjemput kedua putri Kediri itu mengetahui hal janggal. Kedua putri Kediri itu ternyata berbulu lebat seperti bulu kuda. Atas fakta itu, kedua putra Lamongan menolak untuk menikahi Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi. Rencana pernikahan itu pun dibatalkan.

Mendengar keputusan Panji Laras dan Panji Liris, kedua putri Kediri pun merasa terhina dan malu. Hingga akhirnya Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi bunuh diri di hadapan dua putra Lamongan itu.

Melihat junjungan mereka dipermalukan hingga bunuh diri, orang-orang Kediri pun tidak terima dan marah. Perang pun tidak bisa dihindarkan.

Waktu perang terjadi, Ki Patih Mbah Sabilan berjuang mati-matian untuk melindungi kedua putra mahkota Lamongan. Namun, Ki Patih pun tewas oleh pasukan Kediri. Orang-orang Lamongan pun semakin terdesak dan hingga akhirnya Panji Laras dan Panji Liris pun ikut tewas tanpa diketahui jenazahnya.

Meski begitu, orang-orang Kediri pun tetap merangsek maju ke pendopo kadipaten Lamongan. Dalam perang itu, Bupati Lamongan juga kalah dan akhirnya tewas.

Namun, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Bupati Lamongan sempat berpesan agar nanti anak cucunya tidak boleh menikah dengan orang Kediri. Itu cerita dari mitos kenapa orang Lamongan tidak boleh menikah dengan orang Kediri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya