SOLOPOS.COM - Setir mobil di Indonesia berada di kanan. (Wuling.id)

Solopos.com, SOLO — Posisi mengemudi ternyata tidak semuanya sama, karena di beberapa negara dunia ada yang setir kiri. Lantas kenapa mobil di Indonesia setir kanan? Ternyata begini ceritanya.

Karena posisi setir di kanan dan pengemudi di kanan, maka laju mobil berada di kiri. Hal ini dengan pertimbangan memudahkan pengemudi melihat kendaraan di depannya.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Namun posisi mengemudi tersebut, seperti dikutip dari Carmudi.co.id dan Otosia.com, tidak terlepas dengan sejarah mengemudi di Inggris.

Di mana jalur lalu lintas gerobak pertambangan milik Romawi di Swindon, Inggris membentuk pola lajur mengemudi di sebelah kiri. Hal ini berdasarkan bentuk amblesnya jalan yang dipakai mengangkut hasil tambang.

Kemudian para penunggang kuda yang umumnya menggunakan lajur kiri kiri jalan, karena saat menunggang kuda tali kekang dikendalikan dengan tangan kiri.

Baca juga: Benarkah Campur Bensin dengan Minyak Kayu Putih Bikin Irit

Sementara tangan kanan dimanfaatkan untuk melambai ketika berpapasan dengan penunggang kuda lainnya atau warga sekitar di jalan yang dilalui.

Tak hanya itu sebagian besar saat itu banyak yang membawa pedang, sehingga ketika menggunakan jalur kiri jalan mengindari benturan pedang yang dibawa.

Posisi ini pun diterapkan cara berkendara mobil di Inggris. Belanda sebenarnya juga demikian menggunakan kemudi di sebelah kanan.

Namun kemudian karena Belanda dikalahkan oleh Prancis, sejak itu cara mengemudi di negara tersebut berubah di kanan. Namun kenapa mobil di Indonesia setir kanan?

Baca juga: Daftar Mobil di GIIAS 2022, Cek Aja Langsung

Beberapa negara Asia termasuk juga Indonesia merupakan negara jajahan Inggris, sebelum Belanda masuk menjajah Indonesia.

Karena menjadi jajahan Inggris, maka jalur lalu lintasnya pun mengikuti Inggris. Sehingga kendaraan melaju di sisi kiri jalan dengan kemudi di kanan.



Jadi kenapa mobil di Indonesia setir kanan karena pernah menjadi jajahan Inggris. Kemudian ketika dijajah Belanda juga sama karena sebelum kalah dari Prancis juga menganut setir kanan.

Setelah itu Jepang masuk ke Indonesia sebelum kemerdekaan. Bahkan kini yang datang bukan pasukan namun mobil-mobil dari Jepang membanjiri pasar otomotif Indonesia dengan setir kanan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Tembang Kenangan Mengalun di Live Music Monumen Pers Nasional Solo

Tembang Kenangan Mengalun di Live Music Monumen Pers Nasional Solo
author
Ahmad Mufid Aryono Minggu, 28 April 2024 - 06:33 WIB
share
SOLOPOS.COM - Salah satu penonton manyumbang lagu dalam live music tembang kenangan di Teras Monumen Pers Nasional Solo, Sabtu (28/4/2024). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Tembang kenangan mengalun merdu saat ratusan orang antusias menyaksikan pagelaran live music di Teras Monumen Pers Nasional, Sabtu (28/4/2024) malam.

Monumen Pers Nasional Solo kembali menghadirkan hiburan live music tembang kenangan setelah sempat vakum karena bulan puasa.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Acara live music dibuka dengan penampilan kelompok musik Flava yang mengaransemen ulang tembang-tembang kenangan menjadi lebih modern dan kekinian. Salah satu yang membuat kesan modern adalah kehadiran saksofon.

Koran Solopos

Mereka menyanyikan lagu-lagu lawas seperti Jangan Salah Menilai dari Rani Simbolon, yang dibawakan dengan aransemen yang agak berbeda. Pada bagian reff misalnya, diaransemen layaknya musik reggae.

Flava Band kemudian melanjutkan dengan lagu Kisah Kasih di Sekolah. Berbeda dari lagu sebelumnya, kali aransemen lebih bertempo pelan dan ngepop.

Semakin malam suasana semakin syahdu ketika band membawakan lagu-lagu melow seperti Andaikan Kau Datang kembali milik Koes Plus.

Emagazine Solopos

Syahdunya malam dipertebal dengan lagu Ayah dari Rinto Harahap yang menceritakan tentang kerinduang sosok sang ayah yang sudah tiada. Dilanjutkan dengan lagu Cinta yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata

Semakin malam, semakin ramai. Penonton yang hadir diajak bernyanyi bersama ketika band memainkan lagu Pergi Untuk Kembali dari Lagu Marcello Tahitoe. Setelahnya penonton diajak bergoyong dengan medley lagu Koes Plus-Bergembira, The Changcuters-I Love U, Bibeh, dan Bing Slamet-Nonton Bioskop.

Meski sempat hujan gerimis namun tidak memudarkan kemeriahan panggung pada malam itu. Penonton tetap antusias menyaksikan dan tidak malu menyumbang lagu.

Interaktif Solopos

Salah satunya adalah penonton asal Ketelan, Banjarsari, Solo, Harsono yang menyumbangkan suara merdunya dengan membawakan lagu Madu Dan Racun yang populer dari Arie Wibowo. Lagi-lagi dibawakan dengan aransemen reggae dan Arie nampak asyik bernyanyi.

Setelah itu giliran penonton asal Jember, Bambang Erianto, 63, yang menghidupkan suasana dengan menyumbang lagu milik Koes Plus berjudul Ojo Podo Nelongso. Aksi panggungnya yang energik menular ke penonton hibgga membuat sebagian pada ikut bergoyang.

Bambang mengatakan ini merupakan kali pertamanya menyalsilan live music monumen pers. Dia mengaku datang ke Solo lantaran sedang ada keperluan pekerjaan.

“Saya senang sekali di Solo ada tembang kenangan. Saya dari dulu setiap kali ada acara tembang kenangan selalu datang,” kata dia.



Pria yang mengaku mantan musisi rock 80an itu mengatakan acara live music kali ini berhasil dikemas dengan menarik. Dia mengatakan tempatnya yang berada di teras Monumen Pers Nasional itu menjadi daya tarik tersendiri.

“Saya lihat tempatnya megah, kesan saya tidak meninggalkan budaya lama. Nilai-nilai sejarah masih terpampang di sini, dan cocok buat live music seperti ini,” kata dia.

Dia berharap live music seperti ini bisa dilanjutka dan selalu hadir untuk menghibur masyarakat. Menurutnya kegiatan rutin semacam ini juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Kasubag Umum Monumen Pers Nasional, Kuncoro Mahendro Suryo mengatakan live music sudah rutin digelar setiap sebulan sekali dan sudah masuk tahun ketiga.

“Prinsipnya kami mempromosikan Monumen Pers Nasional kepada masyarakat. Kami menginginkan masyarakat mengenal Monumen Pers dari mulai apa fungsinya sampai di dalamnya ada apa,” kata dia.

Kuncoro menjelaskan sebetulnya live music Monumen Pers lebih identik dengan keroncong. Namun pihaknya ingin menghadirkan variasi yang berbeda dengan menghadirkan tema tembang kenangan kepada masyarakat.

“Kami menampung keinginan masyarakat dengan mengakhirkan lagu-lagu tembang kenangan, yang jelas kami mengakomodir keduanya baik tembang kenangan atau keroncong,” lanjut dia.

Dia mengatakan selain memberikan ruang hiburan kepada masyarakat, pihaknya juga ingin memberikan ruang untuk kelompok musik lokal agar bisa unjuk kemampuan. Kuncoro menjelaskan pihaknya selalu menggandeng musisi-musisi lokal Solo.

Bahkan tidak menutup kemungkinan pihaknya mengorbitkan kelompok musik dari masyarakat untuk turut tampil di Teras Monumen Pers Nasional.

“Bakan ke depan rencananya ingin mengakomodir musisi-musisi jalanan atau bisa dibilang ya pengamen untuk bisa tampil di sini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Kemenkop UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Buka 24 Jam

Kemenkop UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Buka 24 Jam
author
Newswire , 
Anik Sulistyawati Minggu, 28 April 2024 - 06:19 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi warung Madura. (Facebook/Warung Madura).

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menegaskan tidak pernah melarang warung-warung Madura untuk berjualan selama 24 jam.

Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Kemenkop UKM Arif Rahman Hakim mengklarifikasi pemberitaan terkait dirinya yang mengimbau pengusaha warung Madura untuk mematuhi aturan jam operasional sesuai aturan pemerintah daerah.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (27/4/2024), Arif menyatakan pihaknya sudah meninjau Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan.

Ia mendapati tidak ditemukan aturan yang secara spesifik melarang warung Madura untuk buka 24 jam.

Koran Solopos

“Dalam Perda tersebut, pengaturan terkait jam operasional justru berlaku bagi pelaku usaha ritel modern, minimarket, hypermarket, department store, serta supermarket, dengan batasan jam operasional tertentu,” ujar Arif.

Ia menambahkan Kemenkop UKM juga akan meminta penjelasan lebih lanjut kepada pemerintah daerah terkait mengenai aturan pembatasan jam operasional warung Madura yang sedang berkembang di masyarakat.

“Kami juga akan mengevaluasi kebijakan daerah yang kontraproduktif dengan kepentingan UMKM, termasuk evaluasi program dan anggaran pemda untuk mendukung UMKM,” ucap Arif.

Emagazine Solopos

Imbauan terhadap warung-warung Madura agar tidak berjualan selama 24 jam sebelumnya disampaikan oleh Lurah Penatih di Denpasar Timur, Bali. Imbauan itu dikeluarkan Kelurahan Penatih karena alasan keamanan.

Sebelumnya anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan meminta pemerintah untuk tidak membatasi waktu operasional usaha warung kelontong seperti warung Madura.

“Keberadaan warung Madura telah memberi kontribusi positif di banyak hal, seperti membantu kebutuhan masyarakat sepanjang hari, menjaga keamanan lingkungan, menyerap tenaga kerja, menggerakkan perekonomian rakyat kecil dan melahirkan para pengusaha baru,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Interaktif Solopos

Hal itu disampaikan Nasim menanggapi respon Kementerian Koperasi dan UKM yang meminta warung kelontong seperti warung Madura, untuk mengikuti aturan jam operasional yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, yakni tidak buka selama 24 jam.

Menurut dia, jika warung kelontong kecil seperti warung Madura dipersempit ruang gerak-nya, banyak pelaku usaha yang akan gulung tikar dan akhirnya berdampak pada meningkatnya tingkat pengangguran.

Dia menegaskan pemerintah seharusnya bisa lebih mengedepankan aspek hati nurani dan pikiran yang jernih, serta menyediakan iklim usaha yang bersahabat bagi para pelaku usaha kecil. Hal tersebut dilakukan agar pelaku UKM bisa berkembang.



“Harus dengan pikiran yang normal, waras dan berperikemanusiaan. Harusnya didukung agar lebih berkembang, bukan malah dilarang [pembatasan jam operasional],” harapnya.

Dia tidak menampik jika munculnya persoalan itu dikarenakan ada persaingan antara minimarket atau toko swalayan dengan warung Madura. Dia meminta agar pemerintah memberikan solusi yang terbaik, agar semua usaha berjalan dengan lancar.

“Menteri-menteri terdahulu meminta pemda untuk menerapkan aturan jarak minimarket, lah ini malah kebalikannya,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Hujan Intensitas Sedang Sore Ini, Cek Prakiraan Cuaca Boyolali Minggu 28 April

Hujan Intensitas Sedang Sore Ini, Cek Prakiraan Cuaca Boyolali Minggu 28 April
author
Suharsih , 
Suharsih Minggu, 28 April 2024 - 05:15 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Hujan dengan intensitas sedang bakal mengguyur wilayah Boyolali sore hari ini, Minggu (28/4/2024), menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG. Selain itu cuaca bakal cerah berawan pada hingga menjelang siang.

Laman resmi BMKG menginformasikan suhu udara relatif panas dengan posisi terendah 23 derajat Celsius pada pagi hari menjelang Subuh sedangkan suhu tertinggi mencapai 32 derajat Celsius pada siang hari.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Angin terpantau dari tenggara dan timur sepanjang hari dengan kecepatan 10-20 km/jam. Prakiraan cuaca BMKG dilaporkan setiap hari melalui laman resminya dengan pembaruan per tiga jam dimulai pada pukul 01.00 WIB.

Boyolali berawan pada prakiraan cuaca dini hari itu dengan suhu udara 24 derajat Celsius. Tingkat kelembapan udara sangat tinggi mencapai 95% dan angin terpantau dari arah tenggara dengan kecepatan 10 km/jam.

Koran Solopos

Berlanjut ke pukul 04.00 WIB, cuaca juga berawan dengan suhu udara turun ke angka terendah 23 derajat Celsius sementara tingkat kelembapan udara bertahan di angka 95%. Angin lanjut dari tenggara dengan kecepatan 10 km/jam.

Langit berubah cerah berawan pada pagi hari pukul 07.00 WIB. Suhu udara naik jadi 28 derajat Celsius sementara tingkat kelembapan udara juga turun jadi 80%. Angin berubah arah dari timur dengan kecepatan 10 km/jam.

Menjelang siang pukul 10.00 WIB, cuaca masih cerah berawan. Suhu udara naik jadi 30 derajat Celsius dan tingkat kelembapan udara turun ke angka 70%. Angin masih dari arah timur dengan kecepatan 20 km/jam.

Emagazine Solopos

Prakiraan cuaca Boyolali kembali mendung pada siang hari pukul 13.00 WIB. Suhu udara naik ke titik tertinggi yakni 32 derajat Celsius sementara tingkat kelembapan udara turun jadi 65%. Angin dari timur dengan kecepatan 20 km/jam.

Hujan dengan intensitas sedang mengguyur pada sore hari pukul 16.00 WIB. Suhu udara turun jadi 28 derajat Celsius dan tingkat kelembapan udara naik jadi 75%. Angin dari arah timur dengan kecepatan 20 km/jam.

Malam hari pukul 19.00 WIB, hujan sudah reda dan cuaca kembali berawan. Suhu udara turun ke angka 28 derajat Celsius sementara tingkat kelembapan udara naik jadi 80%. Angin dari timur dengan kecepatan 10 km/jam.

Interaktif Solopos

Terakhir pada pukul 22.00 WIB, cuaca tetap berawan dengan suhu udara turun jadi 27 derajat Celsius dan tingkat kelembapan udara naik jadi 85%. Angin terpantau dari timur dengan kecepatan 10 km/jam.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories