SOLOPOS.COM - Proses pengemasan olahan mete di toko penjual mete Setia Rasa, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Minggu (10/4/2022). (Solopos.com/Lutfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Wonogiri telah lama dikenal sebagai penghasil jambu mete. Permintaan produk olahan jambu mete pun tinggi sehingga produktivitas mete di Wonogiri dari tahun ke tahun terus meningkat.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengatakan tanaman jambu mete dapat tumbuh baik di Wonogiri sejak dahulu. Hal itu lantaran kondisi geografis di Wonogiri mendukung tanaman tersebut tumbuh subur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tanaman jambu mete tidak banyak membutuhkan air. Perawatan tanaman pun relatif mudah.

“Tanaman ini bisa tumbuh di kondisi ekstrem sekalipun. Seperti daerah yang sulit air atau cuaca yang tidak menentu. Oleh karenanya, tanaman ini cocok tumbuh di Wonogiri. Sama halnya seperti tanaman singkong. Makanya selain terkenal metenya, di Wonogiri juga terkenal sebagai Kota Gaplek,” kata Baroto saat berbincang dengan Solopos.com di Kantor Dispertan Wonogiri, Senin (22/8/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Tanaman jambu mete merupakan tanaman musiman, yaitu bisa berbuah sekali dalam setahun. Biasanya, masa panen jambu mete saat musim kemarau menjelang penghujan. Pada saat panen raya, harga jambu mete bisa naik tetapi tidak signifikan. 

Baca Juga: Harga Tepung Terigu Naik, 1 Porsi Mi Ayam Wajan Wonogiri Jadi Segini

Selama lima tahun terakhir, produksi jambu mete cenderung meningkat. Baroto Eko Pujanto menjelaskan, pada 2017 produksi mete sebanyak 7.765 ton/tahun, 2018 sebanyak 8.895 ton/tahun, 2019 sebanyak 12.119 ton/tahun, 2020 sebanyak 12.196 ton/tahun, dan 2021 sebanyak 12.460 ton/tahun. 

“Kalau luas tanam jambu mete, relatif sama meski ada peningkatan sedikit. Pada tahun 2017, luas area tanam seluas 20.636 hektare. Sedangkan tahun 2021 meningkat menjadi 20.741 hektare. Walaupun area tanam meningkat, luas area panen stabil. Dari 2017-2022 luas panennya 14.258 hektare,” jelas dia.

Adapun lima kecamatan penghasil mete terbanyak di Wonogiri secara berturut-turut, yaitu Kecamatan Jatiroto dengan total produksi 2.053 ton/tahun, Ngadirojo dengan total produksi 3.491 ton/tahun, Sidoharjo dengan total produksi 2.403 ton/tahun, dan Jatisrono dengan total produksi 1.967 ton/tahun. 

Baca Juga: Cerita Gaplek dan Busung Lapar di Wonogiri saat Masa Penjajahan Jepang

Sementara itu, penjual mete asal Jatisrono, Winarsih, mengatakan luas tanam tanaman jambu mete tidak seluas Kecamatan lain. Tetapi, Kecamatan Jatisrono merupakan pusat dari penjualan mete di Wonogiri. Hal itu lantaran di Kecamatan Jatisrono menjadi tempat para pengepul mete. 

Winarsih biasa menjual mete ose atau mete yang masih basah. Dia menjual metenya hanya kepada penjual mete lain yang menjual mete kering atau oven. Harga jual mete ose senilai Rp115.000/kg.

“Di Jatisrono banyak penjualnya. Mete yang ada, tidak hanya produk lokal Wonogiri. Banyak mete yang didatangkan dari luar Jawa, seperti Sumbawa dan Sulawesi,” ujar Winarsih. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya