SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Seorang laki-laki tampak kelelahan dalam perjalanan yang panjang. Rambutnya kusut, pakaiannya berdebu. Sesaat ia berhenti, lalu mengangkat kedua belah tangannya menengadah ke langit.

Meluncur lewat bibirnya, “Ya Rabb (Ya Tuhan)… Ya Rabb (Ya Tuhan)…! Ya, ia memang tengah memanjatkan doa kepada Tuhannya. Kepalanya menunduk dalam munajatnya yang panjang. Siapa pun orang itu, apa yang dilakukannya akan segera menyentuh kesadaran batin kita bahwa manusia akan menemui kondisi tatkala ia merasakan lemahnya diri hingga tak berdaya berikhtiar lagi dan ujungujungnya menghiba dalam doa kepada Tuhannya. Ia sandarkan harapan sepenuhnya kepada Tuhan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat itu fitrahnya yang suci terbuka sehingga menikmati pertemuan pribadi dengan Tuhannya. Namun tidak jarang, tatkala dunia telah menyibukkan dirinya, Tuhan tak lagi ia hiraukan.

Saudaraku, Rasulullah SAW pernah berkisah kepada kita seperti laki-laki di awal tulisan ini. Lalu beliau menambahkan, “Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan ia tumbuh dari sesuatu yang haram (sumber nafkahnya haram)…maka, bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan oleh Allah?”. Ternyata doa tidak semata kalimat yang tersampaikan oleh lisan, namun ia sangat berkaitan dengan tindakan.

Tatkala doa dipanjatkan namun tindakan tak bersesuaian dengan kehendak Allah, wajar jika doa tak mendapat jawaban. Dan tindakan adalah ekspresi kualitas hati. Inilah yang pernah terungkap melalui kisah Imam Hasan al-Bashry rahimahullah tatkala beliau mendapati seseorang yang menghadap kepadanya. “Tuan Imam, bukankah Allah telah berjanji akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya?”, tanya orang itu.

“Aku sudah cukup lama berdoa kepadaNya, tapi tidak juga dikabulkan doa saya. Bukankah Ia sendiri telah berjanji untuk mengabulkan doa hamba-hambaNya?”. Imam Hasan menyimak kalimat demi kalimat pengaduan orang yang menghadapnya itu. Beberapa saat beliau diam seraya menghela napas lembut dan berkata, “Bisa jadi hatimu telah mati.” Deg! Kaget juga ia mendengar kalimat singkat sang Imam, pemimpin umat itu.

Imam Hasan memang ulama shalih yang karismatik dan sangat dihormati masyarakatnya. Beliau menjadi tempat curhat dan mengadukan ber bagai masalah. Banyak orang setiap harinya menghadap beliau dan mengemukakan masalahnya untuk memperoleh jawaban dan solusi. Maka wajar jika orang yang bertanya tadi kaget dengan kalimat Imam Hasan yang dikenal shalih dan zuhud itu. Sontak ia seakan ingin mengetahui lebih jauh, kenapa demikian?

Lisannya segera mengajukan pertanyaan lanjutan, “Kenapa hati saya mati? Apa yang menyebabkannya?” Imam Hasan tersenyum menyimak rentetan pertanyaan orang itu, lalu beliau berkata, “Ketahuilah hatimu bisa mati karena 10 hal.

Kamu mengaku mengenal Allah, tapi hakhak- Nya tidak engkau tunaikan, engkau baca kitabNya tapi tidak kau amalkan kandungannya, kamu mengaku sebagai musuh iblis la’natullah tapi engkau malah menuruti perintahnya, kamu mengaku mencintai RasulNya tapi engkau tidak menjalankan sunnah dan keteladanannya, kamu mengatakan ingin masuk surga tapi tidak mau beramal untuk memasukinya, engkau bilang takut siksa neraka tapi engkau tak berhenti melakukan dosa dan kemaksiatan, engkau meyakini datangnya kematian tapi engkau tidak melakukan persiapan untuk menghadapinya, kamu sibuk dengan aib dan cela orang lain tapi malah melupakan aib dan cela dirimu sendiri, engkau makan rizki Allah tapi engkau tidak mensyukuri-Nya, engkau juga menguburkan jenazah tapi engkau tidak mengambil pelajaran darinya.”

Doa secara umum memang dipahami sebagai sejumlah kalimat permohonan yang disampaikan seorang hamba kepada Allah SWT. Bahkan pada sebagian pemahaman masyarakat kita, ia semacam kalimat mantra yang secara ‘sim salabim’ akan mewujudkan apa yang diminta dalam kalimat doanya. Sehingga tidak jarang muncul pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan masyarakat umum kepada para ustadz atau yang dianggap ahli dan memahami agama dengan baik.

Doa agar dapat rezeki yang banyak apa ya? Agar cepat dapat jodoh, doanya apa ya? Dan sebagainya. Seolah-olah dengan membacanya saja, semua urusan akan selesai dan semua yang dihajatkan akan menjadi kenyataan. Ini kan seperti sulap saja.

Tidak demikian mestinya kita memahami dan menyikapi doa. Ia merupakan kalimat permohonan, betul memang iya. Akan tetapi, doa juga merupakan pengarah sikap dan perilaku kita. Perhatikanlah fi rman Allah SWT berikut ini : “Dan apabila hamba-hamba- Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. al-Baqarah/2:186)

Perhatikanlah dengan cermat, di bagian ujung ayat tersebut Allah SWT menyatakan la’allahum yarsyuduun (agar mereka senantiasa memperoleh petunjuk ke jalan yang benar). Artinya, muatan doa mestinya mengarahkan sikap dan perilaku orang yang memanjatkannya agar selalu dalam kebenaran.

Korelasi dengan kisah di atas, sikap dan perilaku melaksanakan perintah Allah, mengikuti teladan dan sunnah RasulNya, mengambil pelajaran dari kematian, tidak menyibukkan diri dengan aib dan cela orang lain, tetapi menyibukkan diri dengan aib diri sendiri untuk kemudian memperbaikinya, mensyukuri nikmat dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT baik dengan hati, ucapan maupun amal ketaatan kepadaNya, bersungguh-sungguh mengumpulkan bekal berupa iman dan amal keshalihan untuk memasuki surga, dan bersungguhsungguh pula menjauhi segala dosa dan kemaksiatan agar terjauhkan dari siksa neraka.

Semua itu, sebagaimana dijelaskan Imam Hasan al-Bashri rahimahullah, akan mempe ngaruhi kehidupan hati, dan hidupnya hati akan menjadikan doa kita dikabulkan oleh Allah SWT.

Karena hati yang hidup akan terus mendorong pemiliknya untuk memanfaatkan setiap kesempatan guna mentaati perintah Allah SWT. Semua amal ketaatan ituakan semakin mendekatkan diri kepadaNya sehingga Dia mencintai kita dan karenanya doa kita akan dikabulkan oleh-Nya.Nah, jika demikian halnya, ungkapkan kembali doa-doa kita. Cermati setiap kata dan susun an kalimatnya.

Baca dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya. Mantapkan tatkala membacanya dengan bobot keimanan yang ada dalam dada. Tidak usah menunggu hingga doa kita di kabulkan olehNya, tapi segeralah penuhi perintah-perintahNya. Begitulah, doa pasti dikabulkan jika memenuhi persyaratannya. Dan jika demikian, tak ada doa yang sia-sia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya