SOLOPOS.COM - Warung makan rica-rica daging anjing di Solo, Minggu (18/2/2018). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kehadiran daging anjing di Kota Solo, Jawa Tengah, kerap membuat bertanya-tanya para pedantang. Kenapa daging anjing banyak ditemukan di kota ini?

Di beberapa sudut Kota Solo kerap ditemukan warung yang menjajakan olahan daging anjing. Bahkan, warung-warung ini diklaim sudah ada sejak dulu kala.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Bahkan, menurut data dari Dog Meat Free Indonesia 2019, ada puluhan warung yang menjajakan daging anjing di daerah yang kini dipimpin Wali Kota Gibran Rakabuming Raka ini.

Dari hal tersebut, muncul banyak pertanyaan kenapa daging anjing banyak ditemukan di Solo? Padahal pemerintah telah melarang daging anjing untuk dikonsumsi berdasarkan UU 18/2012 tentang Pangan.

Baca Juga: Kurban Sapi Jokowi di Solo: Jenis Limosin Seharga Rp100 Juta

Menurut mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, daging anjing sudah menjadi tradisi di Kota Bengawan.

Sementara itu, dosen sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko, penjual daging anjing di Solo ditemukan sejak zaman dulu dengan cara dagang berkeliling sampai akhir 1980-an. Kala itu tidak sedikit penjual yang menjajakan grabyasan atau daging anjing goreng, sate, tongseng, hingga rica-rica.

Baca Juga: Resep Rendang Sapi dengan Bumbu Nendang, Dijamin Sedap!

Kendati banyak ditemukan di Kota Solo, Heri menyebut penjual kuliner daging anjing rata-rata berasal dari Kampung Lor dan Baki, Sukoharjo.

Nama yang paling melegenda di dunia sate anjing alias sate jamu hingga 1940 adalah Mitro Jologug. Sampai saat ini usaha kuliner ekstrem tersebut dilanjukan oleh anak cucunya.

Baca juga: Kampus Negeri Terancam Batal Dibangun di Karanganyar, Apa Alasannya?

Sampai saat ini jumlah konsumsi daging anjing di wilayah Soloraya terbilang cukup tinggi se-Jawa Tengah. berdasarkan catatan Dog Meat Free Indonesia, sebanyak 13.700 anjing dibantai di Soloraya untuk dikonsumsi. Berdasarkan data tersebut, Kota Solo menjadi kawasan paling tinggi mengonsumsi daging anjing. Mayoritas anjing tersebut dipasok dari wilayah Jawa Barat.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warga berhenti mengonsumsi makanan yang terbuat dari daging anjing. Hal ini merupakan wujud dukungan terhadap kampanye bebas daging anjing di Provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga: Sejarah Daging Anjing Jadi Kuliner di Solo

“Hentikan makan daging anjing, kita dorong anjing pada fungsi-fungsi yang bisa dilakukan, seperti K9 (anjing pelacak kepolisian), terus mereka bisa lucu-lucuan jaga kebun, jaga rumah. Itu menurut saya jauh lebih penting,” kata Ganjar di Semarang, Kamis (17/3/2022) kemarin seusai menerima penghargaan dari Koalisi Dog Meat-Free Indonesia (DMFI).

Ganjar Pranowo menyebut sejumlah wilayah seperti Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Brebes telah membuat regulasi terkait pelarangan jual beli daging anjing untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Digas 2023, Pengelola Trans Jateng Solo-Wonogiri: Kami Tidak Bersaing

“Sukoharjo umpama sudah ada yang bertindak dan (kasus) sudah sampai ke pengadilan. Terus kemudian beberapa kabupaten/kota seperti Brebes tadi sudah membuat aturan atau regulasi untuk melarang memperjualbelikan atau memakan daging anjing,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya