Kenapa Alkohol Bekonang Dinamakan Ciu? Ternyata dari Bahasa China
Tahukah Anda nama ciu yang merupakan alkohol khas dari Bekonang, Sukoharjo dinamai dengan kata dari bahasa Mandarin.
Solopos.com, SOLO – Kawasan Bekonang di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) dikenal dengan industri alkoholnya. Namun tahukah Anda kenapa alkohol ini dinamakan ciu?
Sebelum mengetahui asal usul nama ciu, perlu diketahui industri alkohol atau etanol di kawasan Bekonang sebenarnya untuk medis. Namun beberapa pihak menjualnya sebagai minuman keras (miras) secara ilegal.
PromosiRekomendasi Merek Jeans Terbaik Pria & Wanita, Murah Banget!
Sejarah ciu dimulai antara abad kedelapan hingga abad ke-13. Di zaman dahulu, ciu dimanfaatkan sebagai minuman keras.
Nah, kenapa kemudian dinamakan ciu? Dikutip dari laman Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Jakarta, Selasa (28/6/2022), nama ciu diambil dari bahasa Mandarin yang kini dipakai masyarakat China.
Baca Juga: Sejarah Ciu Bekonang: Miras Lokal Minuman Wajib di Pesta Rakya,
Kata asli ciu adalah “chiu” yang diambil dari bahasa Mandarin dengan dialek Hokkian. Kata ciu dalam bahasa Mandarin berarti minuman beralkohol yang diproduksi dari bagian fermentasi ketela pohon cair yang terbuang dalam bagian pembuatan tapai atau tetes tapai.
Namun, ciu Bekonang terbuat dari fermentasi hasil penyulingan tetes tebu. Kini, ada berbagai macam ciu Bekonang yang terbuat dari bahan berbeda-beda.
Kenapa dinamakan ciu jika bahannya berbeda? Diduga karena sama-sama sebagai minuman keras. Kini, ciu sudah masuk sebagai kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan arti sebagai minuman keras atau arak.
Baca Juga: Rasanya Manis Kecut, Congyang Semarang Diklaim Lebih Elegan dari Ciu
Seperti diberitakan Solopos.com sebelumnya, ciu Bekonang merupakan minuman wajib perta rakyat pada masa kolonial Belanda. Kala itu, orang-orang Belanda melirik arak termasuk ciu untuk dibisniskan.
Di Bekonang, industri rumahan pembuatan alkohol berawal sekitar 1950 lalu. Ketika itu, usaha yang dimotori lebih kurang tujuh pengrajin masih berstatus ilegal.
Mulai 1985-an, pemerintah mengarahkan para pengrajin untuk membuat alkohol medis dan memroses legalisasi usaha rumahan pengrajin.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini". Klik link https://t.me/soloposdotcom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Solopos.com Berita Terkini