SOLOPOS.COM - Yulianto si Jagal Kartasura. (Solopos/dok)

Solopos.com, SUKOHARJO – Aksi Yulianto si Jagal Kartasura yang membantai tujuh orang pada Agustus 2010 lalu membuat Mulyono mumet.

Kala itu Mulyono yang menjabat sebagai ketua RT RT 002/RW 015, Kragilan, Desa Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, harus berurusan dengan banyak pihak akibat kejadian tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengaku sering dihubungi wartawan yang meminta keterangan terkait pembunuhan berantai yang dilakukan Yulianto.

“Hampir setiap hari banyak wartawan nasional mencari saya dan ketua RW kala itu. Repot sekali saat itu,” ujar Mulyono mengisahkan pengungkapan kasus jagal Kartasura tersebut saat diwawancarai Solopos.com di rumahnya, Selasa (25/8/2020).

8 Fakta Mengejutkan Yulianto Si Jagal Kartasura Bantai 7 Orang pada 2010

Saat itu, Agustus 2010 bertepatan dengan Ramadan. Beberapa kali Mulyono harus terlibat prosedur pengungkapan kasus Yulianto si Jagal Kartasura bersama petugas kepolisian.

Ia mengingat ada dua jenazah terkubur di rumah Yulianto. Jenazah korban lainnya ditemukan di luar rumah, salah satunya dekat kandang kambing.

“Saya pusing kala itu, harus ke mana-mana sebagai ketua RT,” imbuh Mulyono.

Mulyono yang kini menjadi tokoh masyarakat tidak menyangka Yulianto yang terkenal jenaka dan ramah tega menghabisi nyawa tujuh orang. Padahal sehari-hari Yulianto yang bekerja sebagai dukun pijat kerap membuat warga tertawa dengan setiap leluconnya.

Aneka Kuliner Tradisional Murah Meriah di Pasar Gede Solo, Yuk Icip-Icip

Dipercaya

Di mata warga, Yulianto si Jagal Kartasura juga dikenal sebagai sosok pekerja keras yang selalu dipercaya warga dalam beberapa pekerjaan. Salah satunya tiap ada warga yang butuh menggali sumur.

“Instingnya saat menggali sumur sangat kuat, selalu tepat memilih lokasi sumur [yang ada airnya],” ujar Mulyono.

Mulyono juga ingat sebelum kasus pembunuhan berantai yang membuat Yulianto dikenal sebagai jagal Kartasura, kesehariannya beternak kambing dan sapi. Ternaknya berada di sekitar rumahnya yang cukup luas.

Single Parent, Omzet Dewi Si Bakul Hik di Nusukan Solo Rp250.000/Hari

Sejak kasus pembunuhan berantai itu terungkap, rumah Yulianto dikosongkan. Pada 2011 silam menjelang sidang, rumah itu terbakar dan tidak ada yang mengetahui siapa pelakunya. Kini, rumah tersebut telah rata dengan tanah. Lahannya dimanfaatkan warga melakukan beragam aktivitas, termasuk menggelar perayaan kemerdekaan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya