SOLOPOS.COM - Kepala Seksi Cagar Budaya dan Kemuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Istiyarti (kanan), mendata koleksi Museum Wayang Indonesia di Wonogiri bersama anggota staf pengelola museum tersebut, Rakino, pada Senin (19/3/2018). (Ichsan Kholif Rahman/JIBI/SOLOPOS)

Museum Wayang Indonesia akan bekerja sama dengan sekolah.

Solopos.com, WONOGIRI—Museum Wayang Indonesia di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, berencana menggandeng sekolah-sekolah di Kabupaten Wonogiri untuk mengenalkan wayang, budaya, dan nilai-nilai tradisi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Museum Wayang Indonesia hanya menerima pengunjung sedikit, yakni dua hingga tiga orang per hari. Museum yang diprakarsai Begug Poernomosidi ini berdiri pada 1 September 2004 dan diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Menurut anggota staf pengelola museum tersebut, Rakino, hanya saat-saat tertentu ada pengunjung yang datang. Warga yang melintas terkadang mampir setelah melihat ada papan nama Museum Wayang Indonesia.

“Masuk ke museum ini  gratis namun pengunjung dalam sehari terkadang hanya dua atau tiga orang. biasanya pengunjung adalah warga melintas di dekat museum ini atau pelajar yang mendapat tugas mengenai pewayangan,” ujar Rakino saat ditemui Solopos.com di Museum Wayang Indonesia, Senin (19/3/2018).

Kepala Seksi Sejarah dan Nilai Tradisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Sutopo, saat ditemui Solopos.com, Senin (19/3/2018), mengatakan pengunjung Museum Wayang Indonesia tidak banyak.

“Saat liburan sekolah biasanya banyak pengunjung karena dari banyak guru yang memberi tugas kepada siswa mereka mengenai wayang. Pada hari biasa hanya beberapa orang saja yang berkunjung dan kami gratiskan,” ujar Sutopo.

Menurut Sutopo, setiap tahun Museum Wayang Indonesia berusaha menambah koleksi wayang. Museum Wayang Indonesia mengikuti pameran di luar daerah yang diadakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, yakni Pameran Warisan Dunia, secara rutin untuk mengenalkan Museum Wayang Indonesia.

Sutopo menilai generasi muda sekarang tidak terlalu banyak yang menyenangi wayang. Hanya beberapa orang yang sadar mengenai keadilihungan wayang karena tugas sekolah atau tugas kuliah. Sutopo akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengupayakan sekolah-sekolah di Kabupaten Wonogiri berkunjung ke Museum Wayang Indonesia secara bergantian.

Sutopo akan mencoba mengawali dengan bekerja sama dengan sekolah dasar agar mengagendakan kunjungan ke museum wayang secara rutin dan akan dilanjutkan dengan siswa SMP dan SMA serta yan gsederajat di Kabupaten Wonogiri.

Pada 2017 jumlah pengunjung Museum Wayang Indonesia 1.509 orang. Pada Maret 2018 hingga Senin (19/3/2018) jumlah pengunjung 108 orang. Ia yakin bahwa pada 2018 jumlah pengunjung Museum Wayang Indonesia akan meningkat.

Kepala Seksi Cagar Budaya dan Kemuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Istiyarti, mengatakan bahwa Museum Wayang Indonesia sangat baik namun harus ada perbaikan pada sirkulasi udara untuk menjaga koleksi supaya lebih awet dan udara selalu segar.

“Museum Wayang Indonesia saya harapkan dapat menampilkan pertunjukan wayang untuk menghibur pengunjung dan sarana promosi. Saya juga berharap Museum Wayang Indonesia memiliki fasilitas audio visual untuk membantu para pengunjung memahami semua koleksi dan lebih menarik perhatian banyak orang,” ujar Istiyarti.

Istiyarti menilai rencana bekerja sama dengan sekolahan untuk membuat agenda rutin berkunjung museum merupakan upaya yang bagus untuk mengenalkan nilai-nilai luhur dalam pewayangan sejak awal kepada generasi muda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya