SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

Jakarta (Solopos.com)–Di dalam popok bayi bersembunyi informasi mengenai jumlah, warna dan konsistensi kotoran yang ditinggalkannya. Perubahan warna, diare dan frekuensi buang kotoran dapat memberi tahu kesehatan bayi Anda.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Informasi dari kotoran itu banyak dan itu tergantung dari apa yang dimakan,” kata Kenneth Wible, MD, profesor pediatri di University of Missouri dan direktur pediatri medis di Children’s Mercy Hospitals and Clinics di Kansas City.

Bayi yang mendapat ASI umumnya memiliki kotoran lebih banyak dan lebih tipis daripada bayi yang diberi susu formula. Tetapi jumlah kotoran lima sampai enam tinja per hari cukup normal.

Menurut Barry Steinmetz, MD, seorang ahli gastroenterologi anak di Miller Children’s Hospital Long Beach Calif0rnia, frekuensi buang air besar pada anak-anak sangat bervariasi. “Beberapa anak akan naik sampai tujuh atau delapan kali sehari,” katanya. Bayi lainnya mungkin setiap hari.

Apa yang isi popok bayi katakan tentang kesehatannya? Kapankah harus khawatir tentang apa yang ada di dalam popok? Berikut saran ahli yang dikutip dari WebMD, Jumat (22/7/2011)

Konsistensi
Seringkali bayi buang air besar dalam jumlah banyak. Hal itu disebabkan karena sebelum berumur enam bulan, dokter menyarankan bayi untuk mendapat nutrisi secara eksklusif dari susu. Bayi yang disusui, kotorannya jauh lebih cair serta gumpalan susu dalam tinja jauh lebih halus dan lebih kecil.

Sedangkan tinja yang sangat keras atau seperti kerikil perlu mendapatkan pemeriksaan dokter. Terkadang hal ini dapat berarti anak mengalami dehidrasi. Tanda-tanda lain dari dehidrasi termasuk berkurangnya air mata, kurangnya air liur dan mata terlihat cekung dan terdapat titik lembut pada kepala bayi. Titik itu disebut anterior fontanelle, ruang antara dua tulang di bagian atas tengkorak bayi. Titik tersebut muncul hingga sekitar bayi berusia 2 tahun.

Kebanyakan orang tua khawatir karena melihat bayi mereka berwajah merah seperti menahan sakit ketika buang kotoran. Wajah tersebut mengindikasikan tegang dan sembelit, namun tidak selamanya itu sembelit.

“Itu karena bayi tidak tahu bagaimana caranya mendorong dan mengontraksikan otot-otot perut. Dan lagi, mereka tidak dibantu oleh gravitasi seperti ketika Anda duduk di toilet,” jelas Steinmetz.

Tapi pada usia 1 tahun, kebanyakan anak-anak telah belajar dan tahu cara mengkontraksikan otot perut dan tak lagi menunjukkan wajah sakit tersebut.

Tanda-tanda diare
Ketika mengalami diare, orang tua kadang-kadang sulit mengetahui apa yang mereka hadapi karena kotoran bayi memang pada dasarnya lembek. Mencari tahu perubahan halus dalam kotoran bayi sering dianggap buang-buang waktu.

Hubungi dokter Anda segera jika ada diare, terutama pada bayi yang baru lahir. Hal ini dapat menandakan sesuatu yang lebih serius, seperti virus atau penyakit sistemik lain yang berbahaya bagi anak-anak yang sangat muda.

Apa artinya warna?
Kotoran bayi sering berubah warna tetapi untuk sebagian besar kasus, hal itu tidak perlu dikhawatirkan. “Warna tidak banyak kaitannya dengan apa pun kecuali waktu transit makanan (dalam sistem bayi) dan empedu yang datang melalui saluran pencernaan,” kata Steinmetz.

Perubahan warna kotoran bayi menunjukkan:

1. Kuning berarti susu bergerak melalui sistem pencernaan bayi dengan cepat.
2. Ketika proses melambat, kotoran menjadi hijau dan tidak perlu dikhawatirkan orang tua.
3. Ketika lebih lambat, kotoran berubah menjadi coklat.

“Itu sebabnya bayi sering memiliki tinja bewarna kuning, karena mereka memiliki waktu transit yang sangat cepat,” kata Steinmetz.

Warna yang perlu diperhatikan
Warna-warna utama yang harus mendapat perhatian orangtua dan segera mendapat pertolongan dokter anak adalah warna putih, merah dan hitam.
1. Kotoran putih menunjukkan infeksi atau masalah empedu, cairan yang dihasilkan oleh hati untuk membantu pencernaan.
2. Hitam menandakan darah ikut dicerna dalam saluran gastrointestinal
3. Merah menunjukkan darah segar yang bisa datang dari usus besar atau rektum.

Kadang-kadang bayi baru lahir menelan darah ibu mereka saat menyusui karena rusaknya kulit payudara Ibu. Darah tersebut muncul bersama tinja mereka. Hal itu tidak perlu dikhawatirkan dan dokter dapat melakukan tes sederhana untuk mengatakan darah tersebut milik siapa.

Terkadang, warna hijau berlendir dapat disebabkan oleh virus yang umumnya menyerang bayi. Jika anak Anda memiliki kotoran hijau dan gejala diare, demam, atau lekas marah, hubungi dokter anak Anda.

Makanan padat dan perubahan yang diakibatkan
Ketika anak Anda mulai makan makanan padat, berharaplah lebih banyak konsistensi dan perubahan warna kotoran anak Anda. “Kapan akan berubah tidak dapat diprediksi, tetapi akan berubah,” lanjut Steinmetz.

Tanda-tanda khas yang benar-benar perlu dikhawatirkan dalam kotoran bayi adalah darah dalam tinja, muntah darah dan perut kembung. Jika ada masalah yang membuat Anda terbangun di malam hari, jangan ragu untuk menghubungi dokter.

(Detikcom/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya