SOLOPOS.COM - Ilustrasi gejala pembekuan darah (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA-Kenali gejala pembekuan darah sedini mungkin sebelum terlambat. Hal ini karena ini merupakan keadaan darurat medis serius yang membutuhkan perawatan segera karena dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Gumpalan bisa menyumbat pembuluh darah, yang membuatnya semakin sulit untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Akan tetapi, mungkin sulit untuk mengetahui apakah seseorang berisiko terkena kondisi tersebut. Penggumpalan darah relatif umum terjadi, disebabkan oleh protein dan trombosit yang menggumpal di dalam pembuluh darah. Ini biasanya berkembang di kaki atau lengan, tetapi bisa terbentuk hampir di mana saja termasuk di sekitar jantung, otak, atau paru-paru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika tidak ditangani, gumpalan bisa masuk ke paru-paru yang membuatnya menjadi sangat serius. Ini dikenal sebagai emboli paru. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi seseorang untuk mencari pertolongan medis jika merasa mengalami pembekuan darah. Gumpalan darah paling mungkin berkembang di lengan atau tungkai, jauh di bawah permukaan kulit.

Baca Juga: Waduh! Biaya Grammy Awards Membengkak Gara-Gara Ini

Ini dikenal sebagai trombosis vena dalam (DVT) dan mereka punya kemungkinan untuk masuk ke jantung atau paru-paru. Kebanyakan orang mengembangkan DVT setelah menghabiskan waktu lama untuk duduk - misalnya, dalam penerbangan jarak jauh. Meskipun kebanyakan orang mungkin tidak mengalami tanda-tanda penggumpalan darah di kaki mereka, ada beberapa gejala utama yang harus diwaspadai.

Situs web medis WebMD mencatat bahwa ketika gumpalan darah tidak pecah, hal ini bisa berbahaya dan menyebabkan kondisi medis yang serius. Kondisi ini bisa terjadi di hampir semua bagian tubuh, dan kemungkinan besar memengaruhi kaki, terutama jika orang duduk dalam waktu yang lama.

"Jika Anda mempelajari tanda-tanda peringatan, kemungkinan besar Anda akan mendapatkan bantuan medis cepat yang dapat membuat perbedaan besar dalam menjauhkan Anda dari zona bahaya. Tapi penting untuk diketahui bahwa dalam beberapa kasus, pembekuan dapat terjadi dengan sedikit gejala atau tidak sama sekali,” tulis WebMD seperti dikutip dari Bisnis.com, Selasa (16/3/2021)

Salah satu gejala pembekuan darah yang paling umum adalah pembengkakan. Orang mungkin menemukan bahwa seluruh tubuh kirinya mulai membengkak, dan mungkin terasa hangat saat disentuh.

Saat mengalami gejala pembekuan darah kaki mungkin mulai menjadi semakin gatal, dan bisa timbul semburat merah atau biru pada kulit. Saat bekuan darah berkembang, kaki bisa menjadi nyeri atau sakit; mirip dengan nyeri tumpul. Jika bekuan berada di tungkai bawah, Anda bisa mengalami kram yang terus-menerus. Beberapa pasien juga mulai kesulitan bernapas, yang biasanya merupakan tanda gumpalan telah berpindah dari kaki menuju paru-paru. Kesulitan bernapas kemungkinan besar akan disertai dengan batuk parah, nyeri dada, dan pusing. Orang yang mengalami gejala tersebut harus segera menghubungi layanan atau fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang layak.

Baca Juga: Model Baju Ini Banyak Diminati Di Masa Vaksinasi Covid-19

Sebagaimana diketahui pembekuan darah menjadi naik daun gara-gara sejumlah penerima vaksin AstraZeneca memiliki gejala pembekuan darah setelah divaksin.  AstraZeneca sedang menjadi perhatian dunia karena vaksin Covid-19 yang dibuatnya dinilai berisiko meningkatkan pengentalan darah. Beberapa negara telah menunda rencana vaksinasi menggunakan vaksi AstraZeneca karena kekhawatiran tersebut. Terkait kekhawatiran tersebut, pihak AstraZeneca menyampaikan klarifikasinya, Minggu (14/3/2021).

Pihak AstraZeneca menyatakan tinjauan data keamanan dari penerima vaksin Covid-19 buatannya menunjukkan tidak adanya bukti peningkatan risiko pembekuan darah.

Tinjauan AstraZeneca, yang mencakup lebih dari 17 juta penerima vaksin di Inggris Raya dan Uni Eropa, berlangsung setelah otoritas kesehatan di sejumlah negara menghentikan penggunaan vaksin buatannya atas kasus pembekuan darah.

"Sebuah tinjauan cermat dari semua data keamanan yang tersedia terhadap lebih dari 17 juta penerima vaksin Covid-19 di Uni Eropa dan Inggris Raya menunjukkan tidak adanya bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau penurunan kadar trombosit, dalam tiap kelompok usia, jenis kelamin, slot [dosis vaksin] atau di tiap negara tertentu," kata perusahaan itu.

Otoritas di Irlandia, Denmark, Norwegia dan Islandia menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca atas kasus pengentalan darah. Sementara itu, Austria menghentikan penggunaan slot dosis AstraZeneca pekan lalu sambil menyelidiki satu kematian akibat gangguan koagulasi. Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) mengatakan tidak ada indikasi bahwa kasus tersebut disebabkan vaksinasi.

Produsen AstraZeneca mengatakan sejauh ini 15 kasus trombosis vena dalam dan 22 kasus emboli paru telah dilaporkan, yang sama dengan vaksin Covid-19 berlisensi lainnya. Pihak perusahaan mengatakan pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan AstraZeneca dan otoritas kesehatan Eropa dan tak ada satu pun dari pengujian ulang yang menimbulkan kekhawatiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya