SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu kelelahan secara mental dan fisik. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Kasus ibu membunuh anak kandung sendiri seperti terjadi di Sragen sudah sering terjadi, ketahui beragam faktor penyebab yang melatarbelakangi perbuatan tersebut. Simak ulasannya di info kesehatan mental kali ini.

Sebagaimana diketahui Sragen dihebohkan dengan kasus ibu membunuh buah hatinya sendiri. Kasi Humas Polres Sragen Iptu Ari Pujiantoro mengatakan kejadian dugaan pembunuhan yang dilakukan seorang ibu terhadap anak kandungnya terjadi Selasa (4/10/2022) sekitar pukul 01.00 WIB di Dukuh Tlobongan RT 022.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bukan hanya di Sragen, kasus serupa juga pernah terjadi di Brebes pada Maret 2022 lalu. Seorang ibu, KU, menggorok leher ketiga anaknya. Akibat perbuatannya satu anak meninggal dan dua anak lainnya mengalami luka berat. Perbuatan seperti yang dilakukan KU merupakan filicide, atau pembunuhan anak yang umumnya terjadi karena masalah kesehatan mental.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Seorang Ibu di Sragen Diduga Bunuh Anak Kandung

Pernyataan ini didukung riset Filicide: Mental Illness in Those Who Kill Their Children (2013) oleh peneliti Sandra Flynn, dkk. Dalam kasus yang diteliti di Inggris dan Wales pada 1997 sampai 2006, 40 persen di antaranya memiliki riwayat gangguan mental.

Sementara faktor lainnya mengapa ibu tega membunuh anak kandung adalah pelaku masih berusia muda, rusaknya relasi antara orang tua, dan perselisihan dalam pengasuhan setelah berpisah. Faktor-faktor itu juga dapat didorong oleh konsumsi alkohol, obat-obatan, kecenderungan bunuh diri, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Acapkali, orang tua melihat anak sebagai sosok jahat yang mengganggu, hingga muncul dorongan untuk mengorbankan nyawa anak. Hal itu dianggap akan memperbaiki kondisi hidup.

Setelah mengetahui faktor penyebab ibu bunuh anak kandung, ketahui pula bahwa sebenarnya kasus seperti ini dilatarbelakangi oleh lima motif, seperti dijelaskan psikiater forensik Phillip Resnick dalam Child Murder by Parents: A Psychiatric Review of Filicide (1969).

Baca Juga: Begini Motif dan Kronologi Ibu Nekat Bunuh Anak Kandung di Sragen

Dikutip dari jurnal Magdelene, Selasa (4/10/2022), berikut ini 5 motif ibu tega membunuh anak kandung sendiri:

1. Altruistik

Hal ini dilakukan karena orang tua meyakini kematian adalah pilihan terbaik bagi anak dan mengurangi beban mereka, dibandingkan hidup menderita karena disabilitas, mengidap penyakit, maupun sengsara seperti kekhawatiran KU.

Selain itu, orang tua ingin mengakhiri hidupnya dan “mengajak” anak-anaknya, agar mereka tidak ingin meninggalkan anaknya yatim piatu.

Mengutip VICE, hal ini pernah dilakukan seorang pasien dari psikolog kriminal asal AS Dr. Cheryl Meyer. Pasien mengaku tidak bisa membayangkan mati tanpa anak-anak, dan ayah mereka juga bertindak kasar sehingga tidak ada alasan terbaik untuk tetap hidup.

2. Psikotik

Terjadi ketika orang tua atau ibu mengalami kelainan jiwa hingga ingin membunuh anak tanpa motif rasional. Umumnya, orang tua dipengaruhi halusinasi, epilepsi, atau delirium.

Baca Juga: Bakal Dirilis, Sinopsis Film Kung Fu Hustle 2 Bikin Penasaran

Menurut psikiater perinatal asal Melbourne, Australia, Lia Laios, tipe ini melatarbelakangi para ibu untuk melakukan pembunuhan. Pasalnya, setelah melahirkan mereka memiliki beban emosional dan mental yang tidak stabil, hingga membentuk penyakit mental. Misalnya akibat perubahan hormon, bentuk tubuh,muncul kecemasan, postpartum depression, dan postpartum obsessive-compulsive disorder (OCD).

Baca Juga: Ferdy Sambo segera Disidang, Ibunda Brigadir J: Semoga Kebenaran Terungkap

Seperti dilakukan Raina Thaiday pada 2014. Perempuan asal Australia yang menikam tujuh anak kandungnya dan seorang keponakan perempuan. Ia menderita episode psikotik dipicu skizofrenia yang tidak terdiagnosis, saat peristiwa terjadi.

3. Anak tidak Diinginkan

Motif berikutnya kenapa ibu tega membunuh anak kandung mereka yaitu anak tidak diinginkan, misalnya karena kehamilan tidak diinginkan.   Karena kehadirannya tidak diharapkan atau pasangannya tidak menginginkan anak, ibu merasa terbebani untuk merawat dan memilih mengorbankan nyawa anak

4. Penganiayaan Fatal

Pembunuhan ini terjadi tanpa suatu intensi, melainkan akibat kekerasan yang dilakukan. Contohnya anak perempuan berusia 6 tahun asal Jember yang meninggal Januari 2022 lalu. Diduga penyebab kematiannya adalah sang ibu yang kerap memukuli dengan sapu hingga memar, lantaran sering buang air di celana.

5. Balas Dendam

Balas dendam kepada pasangan juga bisa menjadi motif ibu tega membunuh anak kandung. Biasanya disebabkan oleh perselingkuhan atau perpisahan, sehingga kematian anak dianggap upaya untuk membuat pasangan mereka menderita.

Sayangnya dalam banyak kasus, alih-alih mendukung atau memberikan simpati terhadap ibu atau pelaku, mayoritas masyarakat relatif masih menghakimi. Mereka enggan memahami faktor penyebab ibu tega membunuh anak kandung mereka karena perbuatan ini sepenuhnya dilihat sebagai dosa dan kesalahan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya