SOLOPOS.COM - Ilustrasi gatal di area intim. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Tidak sedikit orang mencukur bulu kemaluan sebelum berhubungan seksual, padahal kebiasaan ini justru memiliki bahaya bagi kesehatan. Untuk menjaga kesehatan reproduksi, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Beberapa orang mungkin merasa lebih percaya diri dengan melakukan hal tersebut. Namun faktanya, mencukur bulu kemaluan sebelum berhubungan intim justru bisa meningkatkan risiko penyakit seksual.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Anjuran untuk tidak mencukur bulu kemaluan sesaat sebelum berhubungan intim bukannya tanpa alasan.  Mencukur bulu kemaluan terbukti berkaitan dengan berbagai penyakit menular seksual. Mitos bahwa mencukur bulu kemaluan dapat menyingkirkan kutu kemaluan pun dianggap keliru.

Sebelum tahu bahaya mencukur bulu kemaluan sebelum berhubungan seksual, ketahui pula bahwa Pedicularis pubis atau umumnya dikenal dengan kutu kemaluan tidak akan musnah dengan alat cukur, terlebih jika belum dirawat dengan pengobatan infeksi.

Dikutip dari hellosehat.com pada Senin (17/7/2023), sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Sexually Transmitted Infections melaporkan bahwa laki-laki dan perempuan yang mencukur bulu kemaluan lebih berisiko mengidap penyakit kelamin, termasuk:

– Kutil kelamin
– HPV
– Sifilis
– Gonore
– klamidia
– hingga HIV

Hasil temuan ini bahkan masih valid setelah peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti usia, dan jumlah pasangan seksual yang dimiliki.

Jika mencukur atau waxing bulu kemaluan tepat sebelum berhubungan seks, Anda mungkin lebih dekat dengan berbagai bahaya dan risiko sejumlah penyakit tersebut.

Bukan tanpa alasan, kulit Anda akan lebih sensitif dan rentan terhadap ingrown hairs (rambut tumbuh ke dalam) setelah mencukur rambut di area intim ini.  Ini membuat gesekan apa pun saat berhubungan seksual lebih berisiko menghasilkan iritasi.  Luka di daerah kemaluan, baik vagina dan penis, dapat menjadi gerbang utama bagi virus dan bakteri masuk ke dalam tubuh.

Mengingat sejumlah bahaya yang mengintai, sebaiknya Anda tidak mencukur bulu kemaluan sampai habis. Selain terganggu fungsinya, mencukur rambut kemaluan juga memiliki beberapa risiko, antara lain:

– Terluka saat mencukur
– Terjadi infeksi sekunder akibat luka terbuka
– Radang folikel karena kemasukan kuman
– Risiko terjadinya pseudofolikulitis di mana rambut kemaluan yang sudah dicukur terjebak di bawah permukaan kulit dan tumbuh dalam kulit. Kondisi ini menyebabkan bintik-bintik kehitaman berisi gumpalan rambut di area yang terkena, yang biasanya terasa sangat gatal atau bahkan perih.
– Iritasi kulit karena tergesek tanpa pelindung
– Peningkatan risiko infeksi karena berkurangnya penghalang masuknya kuman dan kotoran.

Dikutip dari alodokter.com pada Senin (17/7/2023), bila Anda merasa risih karena rambut kemaluan yang terlalu panjang, lakukanlah hal-hal berikut ini:

– Potong rambut kemaluan tapi jangan terlalu pendek. Sisakan sekitar 1 – 2 cm dari permukaan kulit, sehingga rambut tidak terlalu panjang namun masih tetap menjalankan fungsinya dengan baik. Pemotongan rambut cukup dilakukan tiap 3 – 4 minggu sekali, tergantung kecepatan pertumbuhan rambut; tidak perlu sampai 3 kali sehari.
– Pilih celana dalam dari bahan yang menyerap keringat dan ukurannya tidak terlalu kecil / sempit / ketat.
– Kenakan pakaian yang nyaman dan dapat menutup rambut kemaluan Anda dengan baik. Bila akan mengenakan rok, pakailah celana dalam.Jangan mengenakan pakaian yang terlalu minim dan terbuka (contoh: thong, bikini, rok mini, hot pants dll) yang dapat membuat rambut kemaluan Anda terlihat orang lain; hal semacam ini memang dapat membuat Anda risih, namun sesungguhnya sangat mudah diatasi tanpa perlu repot-repot mencukur rambut kemaluan 3 kali sehari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya