SOLOPOS.COM - Siswa MIM Digdaya Bolom, Colomadu, bersama wali murid dan guru dalam acara wisuda di Multazam Hotel Solo, Selasa (20/6/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Sebanyak 35 siswa Madrasah Ibtidaiah Muhammadiyah (MIM) Digdaya Bolon, Colomadu, Karanganyar, mengadakan wisuda di Multazam Hotel Solo, Selasa (20/6/2023).

Kepala MIM Digdaya Bolon Colomadu, Irin Dwi Astuti, mengatakan wisuda ini merupakan awal untuk meniti ke jenjang berikutnya. Dia berpesan untuk tetap memperhatikan nasihat orang tua.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

“Dan ini menjadi salah satu gerbang awal, semoga apa saja yang bapak ibu berikan, bisa menjadi bekal untuk melanjutkan di jenjang selanjutnya,” kata Irin dalam sambutan, Selasa (20/6/2023).

Mengutip nasihat Buya Hamka, Irin berpesan jika sudah mengetahui sesuatu harus didalami dan dipelajari secara benar. Dia mengatakan jangan berambisi untuk mengaku mengetahui segala sesuatu. “Orang yang mengaku segala tahun bukanlah orang yang berpengetahuan,” lanjut dia.

Yang lebih penting, menurut dia, untuk tetaplah rendah hati. Hilangkan rasa sombong sebab semuanya merupakan titipan. Dia mengingatkan para siswa tidak akan sampai sejauh ini tanpa doa orang tua dan guru.

“Saya berpesan jadilah seperti padi, semakin berisi semakin merunduk, artinya jangan dengan ilmu membuat kamu sombong, harus tetap rendah hati,” lanjut dia.

Irin menceritakan branding baru sekolah yang sudah berjalan selama dua tahun. Sekolah yang kini sudah berusia 72 tahun itu sengaja diberi nama Digdaya. Kata Digdaya merupakan akronim dari disiplin gigih dan berdaya guna. “Selain itu diambil dari falsafah Jawa, yaitu untuk bangkit lagi, punya kekuatan untuk bangkit,” kata dia.

Salah satu program unggulan dari MIM Digdaya Bolon adalah tahfiz Qur’an, yakni program menghafal Al-Qur’an dengan target juz 30. Saat ini pihak sekolah sedang menggunakan metode Ummi.

Metode Ummi yang dimaksud yakni cara praktis menghafal Al-Qur’an dengan bahasa ibu, maksudnya anak-anak diberikan pendekatan pembelajaran yang lembut dan penuh kasih sayang. 

Pihaknya mengaku sudah menganalisis dari beberapa metode yang ada. Baginya metode Ummi merupakan yang paling pas. Saat ini, memang salah satu fokus dari sekolah adalah belajar Al-Qur’an dengan cara yang menyenangkan.

“Mematangkan di bagian tahfiz, kita tanamkan kepada anak-anak kita untuk menghafal dan membaca Al-Qur’an dengan baik,” lanjut dia. Lebih jauh, Irin mengatakan saat ini para siswanya memiliki banyak prestasi di bidang atletik, sepakbola, lari, dan badminton. 

Selain itu, terdapat beberapa ekstrakurikuler yang mendukung pembelajaran akademik para siswa. Beberapa di antaranya yakni sains club, matematika club, bahasa, badminton, tari, Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci (TS), dan Robotic.

Guna membekali para siswa menghadapi dunia yang serba digital, pihaknya menyediakan pembelajaran atau latihan tambahan berupa dasar-dasar coding untuk seluruh siswa. Menurut dia, ini penting agar siswa bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

“Tapi era digitalisasi tetap kedepankan adab untuk mencari ilmu, jadi adaptif di bidang teknologi sekaligus memiliki akhlak yang baik,” kata dia.

Dia mengatakan saat ini sudah hampir seluruh siswa MIM Digdaya Bolon diterima di sekolah menengah pertama. Ini merupakan capaian yang berhasil diraih atas usaha dari siswa, sekolah, dan orang tua.

“Sebanyak 90% siswa sudah diterima di sekolah yang anak-anak harapkan, beberapa ada yang di pondok, MTs, sekolah milik Muhammadiyah, dan sekolah negeri,” lanjut dia.

Irin menyebut sekolah yang dia pimpin itu kini sudah menerima 56 siswa. Angka tersebut sudah memenuhi jumlah kuota yang ditetapkan pihak sekolah. Bahkan sudah ada beberapa calon siswa yang memesan kursi untuk tahun ajaran 2024/2025.

Tokoh masyarakat sekaligus Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bolon, Sarjono, yang hadir dalam wisuda tersebut berpesan agar para siswa mengejar cita-cita dan selalu berbakti kepada orang tua.

Menurut dia, baik anak maupun orang tua harus saling menjaga keharmonisan. Baginya peran orang tua penting untuk terus mendorong anak meraih cita-cita di kemudian hari.

“Kedua, jangan lupa salat, itu sebagai kuncinya. Kemudian agar cita-cita bisa berhasil diraih, malam silakan bangun untuk salat tahajud. Belajarlah dengan rajin dan tekun,” kata dia.

Sarjono mengingatkan anak-anak itu tumbuh di zaman yang berbeda. Saat ini era digital membuat anak bisa mengakses apapun tanpa batas. Dia mengingatkan perlu adanya pengawasan dan pendampingan.

“Kami pesan tolong bapak ibu selalu mengawasi, jangan sampai kurang. Di sekolah kita cek, pergaulan kita cek, dengan begitu insyaallah akan jadi anak soleh dan solehah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya