SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kenakalan anak Solo, akibat dijambak siswi kelas VII alami pembengkakan wajah.

Solopos.com, SOLO–Ini peringatan bagi orang tua agar turut mengawasi anak-anaknya saat bermain. Seorang siswi kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Solo, Fauziyah Retno Y, 13, harus dirujuk ke rumah sakit (RS) lantaran mengalami pembengkakan wajah dan kepalanya setelah dijambak rekan sepermainannya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari orang tua korban, Senin (9/11/2015), warga RT 001/ RW 012, Sondakan, Laweyan, tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngipang dan RSUD dr. Moewardi Solo sejak dua pekan lalu secara bergantian. Sebelumnya, Fauziyah juga sempat dilarikan ke puskesmas setempat lantaran mengalami pusing-pusing dan pendarahan di hidungnya.

“Mula-mula panas tinggi, lalu membengkak di wajah dan kepala. Sampai anak saya enggak bisa buka mata,” ujar Yulianto, ayah korban saat ditemui wartawan di kediamannya, Senin (9/11/2015).

Yulianto mengisahkan anaknya adalah korban penjambakan dari rekannya bermain. Kejadian bermula ketika Minggu (25/10/2015) selepas isya, anaknya bermain dengan rekan-rekannya di Masjid Mujahidin yang tak jauh dari rumahnya. Entah apa penyebabnya, tiba-tiba salah seorang anak lelaki kelas IV SD, A, menjambaki rekan-rekannya. Apes, Fauziah terkena sasaran ulah anak nakal tersebut.

Menurut kesaksian teman-temannya, Fauziah terkena jambakan paling keras sampai tubuhnya sempoyongan.

“Anak saya semula hanya mengeluhkan pusing-pusing. Esoknya, dia mimisan [pendarahan bagian hidung], lalu di sekolah ia pingsan,” kisahnya.

Setelah itu, Yulianto memeriksakan ke puskesmas setempat. Dari puskesmas disarankan dirujuk ke RSUD Ngipang dan menginap selama beberapa hari. Lantaran peralatan RSUD Ngipang belum memadahi, akhirnya korban disarankan dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi Solo.

“Sampai saat ini, belum ada keterangan yang pasti apa luka anak saya. Hasil rontgen juga sudah ada, tapi kami belum dikasih tahu,” sahut ibu korban, Nur Pempat.

Keluarga korban mengaku sudah menemui keluarga pelaku yang tak jauh dari rumah korban. Namun, lantaran kedua orang tua pelaku tak berada di Solo, mediasi menemui jalan buntu.

“Semua biaya anak saya dapat bantuan dari saudara-saudara. Baru-baru ini, dapat bantuan dari program PKMS [Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Solo],” kata ibunya.

Yulianto mengaku mengurungkan niat untuk menuntut keluarga anak nakal tersebut ke meja hukum. Selain pelaku juga masih anak di bawah umur, keluarga anak tersebut juga berasal dari keluarga kurang mampu seperti dirinya.

“Sebenarnya saya juga enggak terima, apalagi sikap keluarga anak itu sampai sekarang belum menjenguk anak kami. Tapi, sudahlah saya ikhlas atas musibah ini,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya