SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiun–Kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik sebesar 10 persen bagi pelanggan di atas beban 900 watt per 1 Juli akan “memukul” sektor usaha konveksi di Kota Madiun, Jawa Timur.

Seorang pengusaha konveksi di Kota Madiun, Rabu (23/6) menilai, kenaikan TDL selalu berdampak signifikan terhadap biaya produksi serta harga barang dan jasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dunia usaha akan merugi karena kehilangan daya saingnya, karena itu kami kini mulai ancang-ancang untuk menaikkan harga jual produk, meski hal tersebut akan berdampak pada berkurangnya pesanan,” ujar salah satu pemilik usaha konveksi ‘Ababil’ di Kota Madiun, Herwanto.

Menurut dia, kenaikan TDL membuat beban operasional produksi yang harus ditanggung pengusaha semakin tinggi. Biasanya, dengan beban listrik 5.500 watt, rata-rata pengusaha harus mengeluarkan biaya Rp 2,5 juta per bulan. Dengan kenaikan 10 persen membuat beban tarif listrik yang dibayarkan mencapai Rp 3 juta per bulan.

Kondisi ini belum lagi dihadapkan dengan tuntutan pekerja yang meminta kenaikan gaji akibat kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok sebagai imbas dari kenaikan TDL, sehingga pengusaha akan merugi, bahkan tidak menutup kemungkinan, terancam gulung tikar.

“Tidak ada jalan lain, selain pengusaha siap-siap menaikkan harga produk, meski beresiko dengan sepinya pesanan. Pengusaha juga siap mengurangi jumlah pekerja untuk menekan beban operasional,” katanya.

Herwanto hanya dapat berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan kenaikan tarif listrik tersebut, sebab hal itu akan membuat sektor ekonomi bergolak karena bertambahnya pengangguran dan merosotnya daya beli masyarakat.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya