SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARANGANYAR — Ribuan tenaga kerja terancam kehilangan pekerjaan akibat kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) tahap kedua sebesar 4,3 persen mulai 1 April lalu. Pasalnya, dampak kenaikan TDL mengakibatkan biaya produksi di setiap perusahaan membengkak.

General Manager PT Kusuma Mulia Textile, Aris Mulyadi, mengatakan saat ini kondisi pasar terutama sektor tekstil cukup lesu. Kondisi ini diperparah dengan kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) mulai Januari lalu. “Kondisinya cukup berat, sudah kondisi pasar sepi sekarang ditambah kenaikan UMK dan TDL. Kami jelas rugi dalam produksi,” katanya saat ditemui Solopos.com, Selasa (2/4/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, aliran listrik menjadi kebutuhan pokok sektor industri. Sebab, aliran listrik digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin produksi. Namun, pascakenaikan TDL maka biaya pemakaian listrik melonjak drastis.

Ekspedisi Mudik 2024

Selama ini, biaya pemakaian listrik di perusahaan senilai Rp250 juta/bulan. Dipastikan biaya pemakaian listrik bakal naik hingga di atas Rp300 juta/bulan pascakenaikan TDL. Sementara jumlah produksi sebanyak 3.500.000 kain/bulan. Pihaknya bakal mengurangi jumlah produksi pascakenaikan TDL.

“Terus terang saja, sekarang kondisinya kembang kempis. Puluhan karyawan berstatus kontrak tidak dilanjutkan karena kondisi keuangan perusahaan,” jelasnya.

Dampak kenaikan TDL mengakibatkan efisiensi di berbagai sektor, baik penghematan energi hingga pemutusan hubungan kerja (PHK). Artinya, jumlah pengangguran di wilayah Bumi Intanpari bakal bertambah.

Dia meminta agar Pemerintah Pusat mengkaji ulang penetapan kenaikan TDL, Semestinya, kenaikan TDl dibarengi dengan peningkatan pelayanan Perusahaan Listrik Negara (PLN). “Timing kenaikan TDL tidak pas karena sebentar lagi memasuki masa pendaftaran sekolah yang memerlukan biaya yang tak sedikit. Kami minta kebijakan itu dikaji ulang.”

Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Karanganyar, Edy Darmawan, mengungkapkan berdasarkan kalkulasi penghitungan perusahaan bahwa kenaikan TDL tahap I mulai Januari lalu sebesar 18 persen. Kenaikan TDL berdampak pada pengurangan jumlah produksi terutama di sektor industri. Dia menyayangkan kebijakan Pemerintah menaikan TDL yang memberatkan para pengusaha di Karanganyar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya