Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Listrik rumah tangga dengan daya 400 watt hingga 900 watt itu sudah 10 tahun tidak naik. Kalau pemerintah mau menghemat Rp14 triliun, jangan bebankan semuanya kepada industri. Listrik rumah tangga, terutama milik orang-orang kaya itu juga harus dinaikkan,” kata Sofyan, saat ditemui Espos, di Kampus ATMI Solo, Jumat (28/9/2012).
Dia kembali menegaskan, bahwa Apindo tidak bisa lagi menolak rencana kenaikan TDL tahun 2013. Asal, kata dia, pemerintah bisa adil dan melihat kemampuan bayar sektor industri. Menurut dia, sektor rumah tangga juga harus naik karena listrik rumah tangga yang jumlahnya mencapai 40 juta pelanggan telah menyerap subsidi hingga mencapai nilai Rp30 triliun. “Semestinya, tarif listrik rumah tangga itu lebih mahal dari industri, karena industri sudah bayar pajak dan sebagainya. Sementara rumah tangga enggak,” tukasnya.
Dari hasil survei yang dilakukan Apindo, lanjut dia, bagi segmen rumah tangga listrik menjadi kebutuhan nomor lima setelah handphone, makanan, rumah dan pendidikan. Rata-rata segmen rumah tangga ini bayar listrik per bulan hanya sekitar Rp40.000 hingga Rp50.000. Jauh lebih sedikit dari biaya beli pulsa dan sebagainya. “Kalau tarif listrik dinaikkan 10% saja, atau naik Rp5.000 per bulan, kan tidak berat. Masih sangat ringan. Dan di luar negeri, tarif dasar listrik rumah tangga pasti lebih mahal dari listrik industri,” ujar Sofyan. Mengenai rencana kenaikan TDL tahun 2013, Sofyan pun meminta agar tidak dipukul rata sebesar 15%.
Sofyan juga meminta kepada seluruh asosiasi usaha di daerah untuk mengukur tingkat kemampuan anggotanya, mulai dari industri kecil, menengah hingga industri besar. “Ini kami minta masukan dari semua asosiasi berapa kemampuannya, terus nanti akan kami bicarakan dengan PT PLN. Pekan depan kami akan bertemu dengan PLN, akan kami bicarakan teknis kenaikan TDL tahun 2013,” kata Sofyan.
Dia memiliki pandangan, untuk industri kecil di bawah daya 1.300 VA jangan sampai dikenakan kenaikan TDL hingga 15%. “Paling tidak 5% saja lah. Yang jelas, kami ingin kenaikan TDL ini juga melihat kemampuan mereka [masing-masing segmen industri],” kata Sofyan.
Untuk kalangan industri, lanjut dia, juga harus melihat kapasitas apakah itu industri padat karya atau capital insentive. “Ini juga harus dibedakan. Yang jelas kami ingin agar pelaku industri, misalnya garmen, tekstil ini tetap bisa bergairah.” Selain besaran kenaikan, Sofyan juga meminta masukan dari asosiasi di daerah mengenai rentang waktu kenaikan. “Apakah langsung dinaikkan satu bulan, atau bertahap tiga bulan. Ini nanti juga disesuaikan dengan cash flow kita.”