SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, SLEMAN—Sejak beberapa pekan terakhir, ribuan warga baik di desa maupun di kota kelabakan mencari gas elpiji. Selain harga yang terus merangkak naik, bahan bakar yang diproyeksikan menggantikan minyak tanah itu semakin sulit dicari.

Beberapa warga pun kembali memilih menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk berbagai keperluan di dapur. Dampak menghilangnya gas elpiji pun tak lagi dirasakan warga pinggiran ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti halnya yang dirasakan Markamah, warga Dusun Lemahabang, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan. Sejak program gas digulirkan pemerintah, perempuan berusia 45 tahun ini lebih memilih dengan kayu bakar seperti yang dilakukan siang kemarin.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat ditemui Harianjogja.com, Minggu (5/1/2014) Markamah tampak sibuk di dapur sederhana miliknya. Di ruang sederhana berukuran sekitar 4 x 3 meter itu ia gunakan sebagai kamar sekaligus berjualan sedikit jajanan seadanya.

Markamah mengaku tak pernah menggunakan elpiji. Bukan karena takut, tapi faktor ekonomi dan kesederhanaan hidup menjadi pertimbangan keputusan itu.

Jika memakai elpiji, dia mengaku harus selalu siap uang, terutama saat gas elpiji habis dan harus segera diganti. Tapi dengan kayu bakar, ia tak perlu mengeluarkan uang. Cukup pergi ke hutan atau sawah dekat rumahnya, bahan bakar sudah didapat.

“Ora nganggo gas [elpiji] malah merdeka. Nek nganggo gas [elpiji] kudu siap duwit [tidak pakai elpiji justru merdeka. Kalau menggunakan gas harus selalu menyiapkan uang],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya