SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 12 kg (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO — Penurunan harga elpiji 12 kg dari Rp124.000 menjadi Rp90.600 menyebabkan penjualan menjadi sepi. Masyarakat lebih memilih menunggu kepastian harga mengingat sebelumnya sudah ada kenaikan harga elpiji 12 kg.

Ketua Bidang (Kabid) Elpiji 12 kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Tien Suprapto, menuturkan pada hari pertama revisi harga elpiji 12 kg, baik pangkalan maupun konsumen banyak yang menanyakan kepastian harga tapi menunda pembelian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Banyak yang telepon saya untuk tanya harga [elpiji 12 kg] yang baru tapi sedikit yang membeli. Kalau mengenai alokasi [elpiji 12 kg], saat ini tetap sama,” kata Tien kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (7/1/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Tien menuturkan, saat ini masyarakat cenderung menunggu kepastian harga elpiji. Pasalnya dalam waktu kurang dari sepekan, harga elpiji sudah berubah sebanyak tiga kali, yakni Rp132.000 menjadi Rp124.000 dan terakhir Rp90.600 per tabung.

Menurut dia, saat ini kalangan agen se-Soloraya sudah menjual elpiji 12 kg dengan harga Rp90.600 per tabung. Oleh karena itu, spanduk bertuliskan menjual elpiji Rp124.000 per tabung yang baru dipasang Sabtu lalu kini sudah dilepas. Meski mengaku rugi karena masih memiliki elpiji 12 kg dengan harga lama dalam jumlah ratusan di gudang, Tien menuturkan tidak bisa berbuat apa-apa.

Mengenai harga elpiji 12 kg di pangkalan, Tien menuturkan kenaikannya tidak boleh selibih dari Rp5.000 per tabung. Oleh karena itu, maksimal harga elpiji di tingkat pangkalan adalah Rp95.600 per tabung. Namun mengenai aturan baru tersebut, Tien mengaku tidak bisa memaksa pangkalan untuk langsung menyesuaikan harga elpiji 12 kg.

“Kami hanya mengimbau untuk menurunkan harga. Tapi orang berdagang kan tidak mau rugi, jadi harga elpiji 12 kg di tingkat pangkalan saat ini, tergantung dari masing-masing pangkalan,” paparnya.

Harga sampai pelanggan pun menurut Tien, penambahan maksimal Rp5.000 per tabung. Meski harga elpiji non subsidi turun, Tien tetap meyakini akan ada migrasi atau perpindahan konsumsi dari elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg. Tapi migrasi konsumen diperkirakan tidak akan sebanyak prediksi awal, saat harga elpiji Rp124.000 per tabung.

Sementara itu, Asisten Manajer External Relation Marketing PT Pertamina Region Jateng-DIY, Robert MV, menuturkan pemberlakuan harga baru tersebut tidak hanya mengikat agen tapi juga pangkalan. Hal ini karena pangkalan termasuk kepanjangan tangan Pertamina dalam pendistribusian elpiji kepada masyarakat.

“Kalau ada pangkalan yang menjual elpiji 12 kg dengan harga lama, seperti yang kami sampaikan sebelumnya akan ada sanksi berupa pencabutan izin usaha. Kami akan segera melakukan sidak untuk menertibkan rekan usaha kami yang tidak sesuai ketentuan,” ungkap Robert, Selasa (7/1/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya