SOLOPOS.COM - Ilustrasi bahan bakar minyak (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com,SOLO — Kalangan pengusaha menyayangkan adanya wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan pemerintah. Hal tersebut dinilai akan memperburuk iklim usaha.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Wahyu Haryanto, menyampaikan saat ini kondisi usaha mulai stabil adanya kenaikan harga BBM bersubsidi pada pertengahan tahun lalu. Adanya wacana kenaikan harga BBM, menurut dia bakal membuat dunia usaha kembali sulit.

Promosi Peneliti Harvard Ungkap Peran BRI Dorong Inklusi Keuangan lewat Digitalisasi

Hal tersebut dinilai akan mengganggu kondisi pasar. Dia berpendapat wacana kenaikan BBM bersubsidi akan memengaruhi harga bahan produksi sehingga mengganggu industri dan merugikan pelaku usaha. “Kami berharap pemerintah tidak mewacanakan kenaikan harga BBM. Tahun lalu sudah ada kenaikan, kalau tahun ini harus ada kenaikan lagi tentu akan memberatkan pengusaha,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Jumat (4/4/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara itu, pengamat ekonomi makro dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Darsono, menuturkan kenaikan harga akan menyebabkan dampak berantai. Hal yang akan langsung berpengaruh adalah adanya kenaikan harga yang menyebabkan inflasi tinggi. Akibatnya daya beli masyarakat menurun sehingga pengusaha akan mengurangi jumlah produksi. Oleh karena itu, pengusaha sulit melakukan ekspansi usaha.

“Belum lagi nanti pekerja juga menuntut kenaikan upah. Jadi dari pengusaha itu seolah tercekik dari depan dan belakang dan sangat memberatkan [pengusaha],” papar Darsono.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS ini menyampaikan dampak lain adalah adanya penambahan jumlah masyarakat miskin yang signifikan karena adanya penurunan daya beli. Oleh karena itu, ada kemungkinan adanya ledakan dari masyarakat mengingat tahun ini merupakan tahun perubahan.

Oleh karena itu, dia berharap pemerintah lebih memperhatikan transportasi umum sebagai salah satu solusi untuk menekan penggunaan energi. Sebelumnya, pemerintah sempat mewacanakan adanya kenaikan harga BBM. Hal ini karena adanya pembengkakan anggaran subsidi BBM. Selain itu, berdasarkan pernyataan resmi Badan Pengatur Hilir Minya dan Gas Bumi (BPH Migas) menyampaikan 94% subsidi BBM dinikmati kalangan menengah dan atas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya