Solopos-fm
Kamis, 20 Juni 2013 - 11:36 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : "Saluran Aspirasi Macet, Demo Jadi Anarkis"

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demo (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Ilustrasi demo (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

SOLO--Aksi demo terjadi di berbagai daerah menyusul rencana kenaikan harga Bahan Bakar inyak (BBM) yang digulirkan pemerintah. Namun sayangnya dibalik niat memperjuangkan kepentingan rakyat, sejumlah aksi justru sama sekali tidak menimbulkan simpati rakyat.

Advertisement

Aksi seringnya berakhir ricuh, mulai dari menyandera truk tangki, merusak fasilitas umum, membakar kendaraan, memblokir jalan, aksi saling lempar batu sampai menduduki SPBU dan memaksa memberikan BBM gratis.

Pengamat Sosial dari Universitas Sebelas Maret, Drajat Tri Kartono, dalam sesi Dinamika 103 SOLOPOS FM, Kamis (20/6/2013) mengungkapkan bahwa demo ini penting bagi suatu negara. Aksi demo merupakan ungkapan dari pandangan rakyat terhadap kebijakan pemerintah. Namun menurut Drajat, permasalahan terjadi saat demo tersebut tidak mendapatkan saluran yang tepat.

“Demo jadi anarkis karena salurannya tidak lancar, seperti tidak ada yang menerima aspirasi mereka, pihak yang didemo tetap kukuh terhadap keputusannya,” ungkap Drajat.

Advertisement

Menurut Drajat, saat saluran tersebut terhambat, maka demo akan dilakukan extra parleman atau di luar ruang dialog. Tindakan anarkis itu juga sebagai perwujudan eksistensi mereka, untuk menarik perhatian agar aspirasinya diperhatikan.

“Karena mereka telah beranggapan tidak ada ruang berdialog, atau merasa percuma saja berbicara, karena tidak akan direalisasikan dalam kebijakan pihak yang didemo tersebut,” papar Drajat.

Lebih lanjut Drajat mengungkapkan, bahwa harus ada pelajaran tentang etika berdemo. Drajat mencontohkan, pelajaran ini bisa disisipkan dalam mata kuliah, agar para mahasiswa yang biasanya menjadi pendemo, mengetahui jalur dan etikanya. Selain itu, ruang bagi penyampaian kritik, saran juga harus dibuka dan diperbanyak, agar masyarakat mengetahui wadah mereka dalam menyampaikan pendapat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif