SOLOPOS.COM - FX Hadi Rudyatmo (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

FX Hadi Rudyatmo (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengkritik secara terbuka kebijakan pemerintah yang berencana menggelontor Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Dirinya pesimistis bantuan tersebut bakal tepat sasaran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Data penerima BLSM itu sama dengan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Faktanya data tersebut banyak kekurangannya,” tukas Rudy saat ditemui wartawan di GOR Manahan, Selasa (18/6/2013).

Walikota menyebut data versi Badan Pusat Statistik itu sempat menimbulkan kericuhan dalam pendistribusian Jamkesmas tahun ini. Diketahui, banyak pegawai negeri sipil (PNS) dan warga meninggal yang tercantum dalam program kesehatan tersebut. Rudy khawatir problem itu berulang dalam pembagian BLSM.

“Saya jamin tidak tepat sasaran sepanjang indikatornya masih sama seperti Jamkesmas. Bagi saya BLSM itu guyonan,” tutur lelaki yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan ini.

Namun demikian, pihaknya masih menunggu aturan pendistribusian BLSM dari pusat. Jika mengacu data Jamkesmas, jumlah warga Solo yang layak menerima bantuan sebanyak 145.596 jiwa. Pihaknya berharap pemerintah pusat menerapkan aturan yang meminimalisasi distribusi salah sasaran.

“Saat ini kami belum bisa bicara soal pengetatan distribusi atau sejenisnya, masih tunggu pusat,” kata dia.
Menurut Rudy, BLSM bukan solusi terbaik menyikapi kenaikan BBM. Terlebih, bantuan tersebut hanya diberikan dalam rentang empat bulan yakni sebesar Rp150.000 per bulan. Walikota menyebut rakyat akan kembali menderita pascapenghentian bantuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya