SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Petani (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

JOGJA-Ketua Dewan Penasihat Pandu Tani Indonesia Djoko Santoso mengimbau kalangan petani di Indonesia untuk menekankan kekuatan berinovasi dalam mengolah lahan atau hasil pertanian guna menghadapi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

“Begitu BBM naik, maka kebutuhan pokok akan naik. Untuk itu petani harus lebih kreatif dan inovatif, misalnya kita bisa memanfaatkan sukun sebagai sumber alternatif untuk pembuatan tepung sehingga kita tidak perlu mengimpor gandum dari luar negeri,” katanya usai melantik pengurus Pandu Tani Indonesia (Patani) DIY, Kamis (27/6/2013).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mengenai kenaikan harga BBM, menurut mantan Panglima TNI ini, hal itu merupakan tindakan wajar yang memang seharusnya dilakukan pemerintah karena apabila kebijakan tersebut tidak diambil pemerintah justru akan membahayakan perekonomian bangsa.

“Di Timor-Timur kan malah tidak ada subsidi. Indonesia itu sudah termasuk besar subsidinya. Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban harus militan meningkatkan pendapatan dalam menghadapinya,”katanya.

Namun demikian, menurut dia, sebagai konsekuensi atas kebijakan tersebut pemerintah juga harus mengoptimalkan pengendalian inflasi. Pengendalian yang dapat dilakukan misalanya memastikan kelancaran bantuan seperti kredit usaha rakyat (KUR) atau bantuan lainnya terhadap sektor usaha mikro kecil sebagai penyeimbang perekonomian,” katanya.

Sementara itu, untuk meningkatkan kreativitas serta inovasi kalangan petani, Djoko mengatakan, Patani akan berkontribusi mengikutsertakan pakar pertanian untuk merumuskan trobosan yang dapat diambil melalui klinik kesejahteraan di daerah-daerah pertanian.

“Jadi misalnya kita akan melakukan penelitian-penelitan terkait hasil pertanian sekaligus di situ petani dapat berkonsultasi tentang pupuk, harga dan lain-lain,”katanya.

Menurut Djoko, pemerintah juga sebaiknya tidak hanya memberikan subsidi kepada kalangan petani saja sebagai program ketahanan pangan, namun juga bagi konsumen sehingga tidak akan terjadi inflasi.

“Misalnya saja harga beras. jangan sampai harga di tingkat konsumen kemudian menjadi tinggi dan akhirnya memunculkan inflasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya