SOLOPOS.COM - Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi pengendara mengisi bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO--Kalangan pengusaha menuntut pemerintah tegas dalam menentukan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini karena isu kenaikan harga yang tidak pasti dinilai akan membuat pasar menjadi kacau.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakil Ketua Bidang Ekonomi, Perbankan, Perpajakan dan Pasar Modal Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo, Wahyu Haryanto, menuturkan ditengah ketidakjelasan pemerintah dalam menaikkan harga membuat pengusaha menunggu dan menahan barang. Oleh karena itu, barang di pasar menjadi langka dan mahal. Hal tersebut dilakukan karena pengusaha tidak ingin menanggung kerugian besar.

Anggota Kadin yang lain, Eko Prasetyo, pun menuturkan hal yang sama. Menurut dia pengumuman kenaikan BBM yang dilakukan sejak lama merugikan dunia insdustri dan perdagangan. Eko menuturkan saat diumumkan harga BBM akan naik, pada saat itu harga barang di pasar sudah naik. Oleh karena itu apabila pada akhirnya nanti harga BBM tidak jadi naik maka masyarakat yang akan dirugikan.

“Kalau naik segera putuskan [naik]. Tapi kalau tidak jangan mengumumkan akan naik [harga BBM]. Hal tersebut merusak pasar karena yang mau menjual dan kulak banyak tidak jadi, akhirnya pasar stag. Dalam hal ini yang paling ditugikan konsumen karena kalau pengusaha tidak ingin rugi,” tutur Eko kepada wartawan di Graha Solo Raya, baru-baru ini.

Eko pun berharap, pemerintah cermat dalam penentuan kenaikan harga BBM dan tidak hanya memihak atau menguntungkan pihak tertentu. Sedangkan kenaikan harga yang mungkin terjadi menurut Wahyu bervariasi. Namun Wahyu menilai kenaikan harga barang paling tinggi adalah usaha retail karena lebih banyak menggunakan BBM untuk distribusi.

“Kalau untuk produksi kebanyakan anggota Kadin Solo banyak yang menggunakan batu bara jadi penambahan cost hanya didistribusi barang,” ujar Wahyu.

Lebih lanjut, Wahyu menuturkan menjelang Ramadan harga barang semakin sulit diprediksi. Hal ini karena pada bulan tersebut tingkat konsumsi masyarakat meningkat sehingga harga barang akan ikut naik. Oleh karena itu, kenaikan harga kemungkinan akan berlipat karena kenaikan BBM dan Ramadan.

Walau begitu, Eko menuturkan kenaikan harga barang setelah harga BBM naik tidak akan banyak. Hal ini karena sebelumnya pengusaha sudah menaikkan harga barang. “Kenaikan yang paling terasa nanti di jasa angkutan orang, bukan barang,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya