SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Partai Golkar akan bersikap rasional terkait rencana kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintahan Jokowi-JK. Politisi Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Aziz, menegaskan Golkar akan lebih bersifat rasional.

“Nanti akan dibuktikan oleh pemungutan suara di DPR,” kata Harry Azhar Aziz, Sabtu (30/8/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun hingga saat ini, Partai Golkar masih belum menentukan sikap untuk memberikan dukungan terhadap pemerintahan Jokowi-JK. “Namun jika kebijakan itu harus dilakukan, ya harus rasional.” Baca: Naikkan Harga BBM, Jokowi Siap Tak Populer.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam kesempatan yang sama, politisi PDIP sekaligus anggota Komisi VII DPR, Efendi Simbolon, mengatakan pemerintah baru akan berkonsentrasi untuk mengembangkan hulu industri minyak. “Terlebih untuk renewable energi sebagai pengganti bahan bakar minyak berbahan dasar fosil,” kata Efendi.

Sejak awal, Jokowi telah mengatakan akan menaikkan harga BBM bersubsidi, khususnya terkait anggaran subsidi energi yang mamakan ruang sangat besar di APBN. Bahkan Jokowi menyatakan siap tidak populer terkait kenaikan harga BBM. Hal itu disebutkan Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta seusai melakukan pertemuan dengan Presiden SBY di Bali beberapa hari lalu.

“Terus terang ini saya sampaikan, tadi malam memang secara khusus saya minta kepada SBY untuk menekan defisit APBN dengan menaikkan harga BBM. Namun, beliau menyampaikan saat ini kondisinya dianggap masih kurang tepat untuk menaikkan,” katanya di Balai Kota Jakarta, Kamis (28/8/2014).

Presiden SBY pun tak mau penolakannya menjadi polemik. Menanggapi berita penolakannya menaikkan harga bbm, SBY membuat klarifikasi dalam sebuah wawancara yang rekamannya beredar di Youtube. Baca: Inilah Alasan SBY Tolak Naikkan Harga BBM.

“Saya punya pandangan berbeda kalau kita naikkan BBM tahun ini, kasihan beban rakyat terlalu berat. Tetapi saya juga terus memantau perkembangan seperti kontingensi, apabila tujuh pekan ke depan ada perubahan dramatis, harga minyak meroket, dan kalau tidak naikkan BBM, APBN kita jebol akan saya naikkan. Tapi sebaliknya, harga minyak cenderung turun, logika tidak kuat, itu logika pemerintah sekarang, saya juga harus menghormari pandangan lainnya, tapi harus juga mendengarkan mengapa kami memilih tahun ini tidak menaikkan harga BBM,” kata Presiden SBY dikutip Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya