Solopos.com, SOLO – Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Jateng-DIY dinilai masih wajar.
Oleh sebab itu, PT Pertamina belum membuat kebijakan pembatasan penjualan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah tersebut.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
External Relation PT Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV Jateng-DIY, Roberth M.V. Dumatubun, mengatakan konsumsi rata-rata harian adalah 8.000 kilo liter (kl)-9.000 kl per hari.
“Kami belum mengeluarkan aturan terkait pembatasan penjualan BBM di SPBU. Tapi kami terus lakukan sosialisasi dan imbauan supaya berhemat dan mengonsumsi BBM secara wajar,” ungkap Roberth saat dihubungi
Pengawas SPBU Puri Gading, Wahyu, menuturkan hingga kini omzet penjualan masih normal, yakni masing-masing 20 kl untuk premium dan solar. Imbauan pembatasan penjualan dari Pertamina maupun pemerintah, kata dia, hingga kini juga belum ada.
Sementara itu, pengamat Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Darsono, menuturkan ketidakjelasan waktu pelaksanaan dan besaran kenaikan harga BBM dinilai masih menggunakan pendekatan politik.
Oleh karena itu, pemerintah tak kunjung mengumumkan kepastian kenaikan harga BBM. Padahal hal tersebut dapat dimanfaatkan beberapa oknum untuk penimbunan maupun menaikkan harga barang.
“Sebaiknya kalau ingin naik, langsung dinaikkan saja tanpa harus berwacana terlebih dahulu. Hal ini karena kalau hal itu dilakukan malah bisa mengakibatkan adanya penimbunan BBM dan panic buying,” ujar dia.
Dia mengatakan kenaikan BBM sebaiknya dilakukan secara bertahap supaya tidak memberatkan masyarakat. Hal ini karena kenaikan harga yang bertahap tidak akan terlalu memberatkan masyarakat dan mengurangi ekspektasi masyarakat yang berlebihan.