SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA — Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) memang sejak awal sadar bakal kalah voting dalam sidang paripurna RAPBN-P 2013, Senin (17/6/2013). Meski demikian FPDIP tak putus asa berjuang menolak keras disahkannya RAPBN-P 2013 yang di dalamnya memuat juga ketentuan tentang penganggaran dana kompensasi kenaikan harga BBM. Setelah kalah voting pun, perjuangan PDIP tak berhenti. Elemen partai itu, Rabu (19/6/2013), turun ke jalan demi menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.
“Saya sudah gunakan hak parlemen saya dan kalah, maka saya gunakan hak satunya perjuangan ekstraparlemen. Bukan hanya PDIP tetapi bersama rakyat,” kata Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning, yang memimpin demonstrasi.
Menurut Ribka, PDIP prihatin dengan keputusan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM bersubsidi karena kenaikan harga BBM berdampak besar pada kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya transportasi. “Ini paling menyedihkan, nasib rakyat kok divoting [di sidang paripurna]. Ini tahun politik, jangan dong ketika butuh suara rakyat mengemis, tapi giliran menentukan nasib rakyat divoting. Kami tahu semua itu hanya drama!” kritiknya.
Pihaknya juga mengkritik Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi naiknya harga BBM. Menurut Ribka, BLSM yang hanya diberikan empat bulan tidak bisa menutup penderitaan rakyat miskin. Demonstrasi itu diikuti ratusan kader, simpatisan dan calon legislator PDIP se-Jabodetabeka. Mereka mengawali demonstrasi di kawasan Tugu Proklamasi, kemudian berjalan kaki menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI) dilanjutkan ke Istana Merdeka.
Terhadap langkah Ribka itu, politisi PDIP Pramono Anung memaklumi hal itu. Wakil Ketua DPR ini tak mempermasalahkan demonstran yang menggunakan atribut PDIP asal tidak melanggar peraturan. “Bahwa mereka tidak puas [terhadap hasil sidang paripurna DPR] dan mewujudkan ekspresi kekecewaan masyarakat, tidak perlu dikhawatirkan. Ini kan demokrasi,” kata Pramono di Senayan.
Masih dari Jakarta, dilaporkan demonstrasi juga dilakukan puluhan mahasiswa Universitas Mercu Buana yang tergabung dalam Front Indonesia Semesta (FIS). Mereka menutup Jl Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat setelah gagal menyegel SPBU. Mahasiswa dan polisi terlibat aksi saling dorong. Satu orang mahasiswa pun ditangkap aparat karena dianggap provokator namun kemudian dilepas. (Anggi Oktarinda/Winda Rahmawati/ Demis Rizky Gosta/Detik/Antara)

Promosi Apresiasi dan Berdayakan AgenBRILink, BRI Bagikan Hadiah Mobil serta Emas

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya