SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — PDIP kini sedang panen kritik. Dulu menolak kenaikan harga BBM yang diajukan pemerintah Presiden SBY, namun kini PDIP berubah sikap dengan mendesak kenaikan harga BBM (baca: Pemerintahan SBY Tolak Naikkan Harga BBM). Apa kata Megawati Soekarnoputri?

Megawati menjelaskan PDIP pernah menolak kenaikan harga BBM karena saat itu menilai masih mungkin dilakukan penundaan. Dia menegaskan PDIP pernah menolak kenaikan BBM dengan hitung-hitungan yang masuk akal dan tidak asal tolak karena kepentingan politis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Di mana yang pada waktu itu, kenyataannya bisa ditahan dalam subsidi. Ya kami katakan, ini loh reason-nya. Bukan berarti ketika itu kami asal menolak. Kami berkalkulasi secara nyata, jangan kira kami tidak konsekuen,” kata Megawati kepada wartawan di acara pembubaran Tim Pemenangan Jokowi-JK di posko relawan di Jl. Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Jumat (29/8/2014), dikutip Detik.

Untuk saat ini, menurut Megawati, kondisi keuangan negara mengharuskan pemerintah mencabut subsidi BBM. Jika tidak, masih menurut Megawati, keuangan negara akan terus memburuk. “Kalau kita tidak nyatakan naikan BBM, kalau masih bisa dihitung tidak dinaikkan tapi realitinya pembelanjaan APBN mengalami defisit, nah terus mencari pemasukannya gimana?” ujarnya.

Sebelumnya dilaporkan Solopos.com, Menko Perekonomian, Chairul Tanjung, juga menanggapi pihak-pihak yang mendesak pemerintahan SBY segera menaikkan harga BBM bersubsidi. Pihak-pihak tersebut disebutnya mengatasnamakan diri sebagai tim Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi).

Anehnya, kata Chairul Tanjung, pihak yang ingin agar pemerintah saat ini menaikkan harga BBM adalah orang-orang yang dulu selalu manolak kenaikan harga komoditas tersebut. “Ini adalah hal yang lucu,” sindir Chairul Tanjung.

Megawati menjelaskan langkah PDIP selama 10 tahun terakhir selalu berpihak kepada rakyat. Dia menepis anggapan PDIP hanya memainkan manuver politik saat menolak kenaikan harga BBM. “Kami itu bukan oposisi, makanya mesti tahu konstitusi. Kami itu berada di luar kabinet. Di tingkat provinsi, kabupaten, kota, kami ada,” ujarnya.

“Kita pernah nolak bukan karena kita tidak dukung, tapi kan ada kalkulasi,” kata Puan Maharani kepada wartawan di acara pembubaran Tim Pemenangan Jokowi-JK di posko relawan di Jl Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Jumat (29/8/2014).

Hal serupa juga dikatakan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. Menurutnya, saat ini PDIP masih mengkalkulasi soal kenaikan harga BBM. PDIP masih berharap BBM tak dinaikkan namun keuangan negara tetap bisa seimbang. “Kita buat simulasi, apa kalau dinaikkan itu yang terbaik, kalau tidak apa itu terbaik. Kita berkeinginan jangan sampai pemerintahan stuck karena defisit anggaran,” paparnya.

Puan Maharani juga menanggapi soal dorongan agar BBM dinaikkan pada masa pemerintahan Jokowi-JK. Putri Megawati Soekarnoputri ini tak masalah jika memang harus pemerintahan Jokowi-JK yang menaikkan anggaran, tapi kajiannya harus tepat, jangan hanya karena pertimbangan politis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya