Sabtu, 31 Maret 2012 - 17:15 WIB

Kenaikan harga BBM ditunda, SPBU merugi

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo [SPFM], Pengusaha SPBU mengaku merugi menyusul penundaan kenaikan harga BBM yang diputuskan dalam rapat paripurna DPR Sabtu (31/3) dini hari tadi. Pasalnya, mereka terlanjur menambah modal dan mengalokasikannya untuk memesan BBM dalam bentuk Delivery Order (DO) yang sedianya untuk mengantisipasi lonjakan pembelian. Lonjakan itu diperkirakan terjadi hari ini atau H-1 sebelum harga BBM dinaikkan.

Ketua Hiswana Migas Solo Raya Glondong Rumbogo, mengatakan pengusaha SPBU yang dengan modal pas-pas an dipastikan sangat merasakan kerugiannya. Padahal modal tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih penting. Terlebih BBM merupakan benda cair yang mengalami penyusutan alias menguap sebesar 0,05 persen. Glondong yang juga pemilik SPBU dijalan raya Solo-Baki, sebelumnya sudah melakukan DO premium sebanyak 72 kiloliter dan solar 24 kiloliter. DO tersebut rencananya dipakai untuk melayani pembelian hari ini.

Advertisement

Berdasar pantauan di beberapa SPBU di Solo, Sabtu (31/3), seperti SPBU Bayangkara dan SPBU Sumber, pembelian BBM bersubsidi justru terbilang sepi. Bahkan, buffer stock di tangki SPBU milik Glondong masih penuh. Kondisi ini berbeda dengan Jumat (30/3) kemarin, di mana tercatat di SPBU Solo-Baki dari pukul 06.00 WIB hingga 14.00 WIB. Konsumsi BBM baik solar dan premium sekitar 19 ton atau meningkat 30% dari konsumsi normal harian.

Sementara itu, terkait dengan penundaan kenaikan harga BBM, kesepakatan untuk tidak melayani BBM dengan menggunakan jeriken, otomatis tidak berlaku alias gugur. Padahal sebelumnya, Hiswana Migas Solo Raya telah mencapai kata sepakat dengan SKPD di wilayah Solo Raya untuk pembatasan BBM dengan jeriken tersebut. [SPFM/dev]

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif