SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemogokan bus Jogja-Solo (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah pengusaha angkutan umum di Klaten mogok operasional akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diberlakukan mulai Selasa (18/11/2014) pukul 00.00 WIB. Mereka mengaku semakin merugi karena harga kenaikan BBM itu tidak diimbangi kenaikan tarif angkutan umum.

Salah satu pengusaha bus di Klaten, Sunarto, mengatakan sembilan unit bus yang ia miliki tidak ada yang beroperasi karena para kru mogok. Mereka enggan keluar mencari penumpang karena tidak bisa memberikan uang setoran akibat naiknya harga BBM.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hari ini [Selasa], sembilan unit bus jurusan Solo-Jogja yang saya miliki tidak ada yang beroperasi. Semua kru bus tidak mau keluar untuk mencari penumpang karena khawatir tidak bisa setoran. Mereka lebih memilih untuk memperbaiki dan merawat bus di garasi sambil menunggu kebijakan dari Organda,” kata pemilik Perusahaan Otobus (PO) Jaya Putra ini saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Ia menambahkan naiknya harga BBM dianggap semakin memberatkan karena jumlah penumpang angkutan umum saat ini semakin minim. Apalagi, lanjutnya, kenaikan harga BBM itu bisa semakin mengurangi jumlah penumpang karena usulan kenaikan tarif agar pengusaha bus tidak merugi.

“Kalau tarifnya tidak segera dinaikkan, kami bisa merugi. Tapi, kalau tarifnya naik, penumpang juga banyak yang mengeluh. Keadaan biasa saja kami sudah berat, apalagi dengan naiknya harga BBM ini, kami bisa minus. Kami harap pemerintah pusat segera mengambil kebijakan untuk nasib angkutan umum,” ujarnya.

Sementara, Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Klaten, Agus Supriyanto, mengatakan telah mendapat instruksi dari Organda pusat untuk mogok nasional. Ia pun tidak mengoperasikan enam unit bus miliknya jurusan Klaten-Jakarta.

“Kami sudah menerima instruksi dari Organda pusat untuk mogok nasional. Saya pun tidak mengoperasikan enam unit bus milik saya. Tapi, untuk pengusaha angkutan umum di Klaten, saya memberikan kebebasan apakah mereka ikut mogok operasional atau tidak,” kata pemilik PO Sonaji ini, Selasa.

Ia pun berharap pemerintah pusat segera menindaklanjuti hal itu salah satunya dengan menaikkan tarif angkutan umum. Ia juga tetap berkoordinasi secara internal dengan anggota Organda di Klaten sambil menunggu instruksi selanjutnya dari Organda pusat.

Seperti diberitakan, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi mulai pukul 00.00 WIB, Selasa (18/11). Harga premium yang sebelumnya Rp6.500/liter menjadi Rp8.500/liter. Sedangkan harga solar yang sebelumnya Rp5.500/liter menjadi Rp7.500/liter.(Ayu Abriyani K.P.)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya