SOLOPOS.COM - Seorang pedagang cabai rawit merah melayani pembeli di Pasar Bunder Sragen, belum lama ini. Harga sembako Senin (5/9/2022) hari ini setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tampak naik untuk beberapa komoditas. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Potensi inflasi akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) masih diwaspadai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Sragen. Sementara itu angka inflasi sepanjang September 2022 mencapai 1,3%.

Potensi inflasi itu dibahas dalam seminar ekonomi oleh Bappeda Litbang Sragen dengan mengambil tema Strategi Lokal Menghadapi Tekanan Inflasi Global Melalui Kerja Sama OPD dan Stakeholders. Seminar yang digelar di Aula Sukowati Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Selasa (18/10/2022), itu mendatangkan narasumber Aris Purnomohadi dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo, Joko Supriyanto dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen, dan Hadi Sarono, pelaku usaha perdagangan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Bappeda Litbang Sragen, Aris Tri Hartanto, menerangkan seminar itu untuk memperkuat kolaborasi pemerintah dan pelaku usaha dalam merumuskan langkah-langkah menghadapi dampak kenaikan harga BBM. Seminar ini diikuti sejumlah perwakilan dari organisasi perangkat daerah (OPD) dan pelaku usaha produksi, perdagangan, dan distributor se-Kabupaten Sragen.

“Kenaikan harga BBM ini meniscayakan naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat. Data yang dikumpulkan sepanjang September-awal Oktober 2022, harga cabai pada September pernah menyentuh Rp65.000-Rp75.000/kg. Bahkan untuk harga telur ayam ras hingga 18 Oktober 2022 masih mengalami fluktuasi dan titik harga tertinggi pernah mencapai Rp 28.000/kg di Pasar Gondang dan Pasar Gemolong,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga: PKL Taman Kartini Sragen Belum Menaikkan Harga Makanan setelah Harga BBM Naik

Aris menyebut posisi inflasi September di Sragen yang mengacu nilai inflasi di Solo mencapai 1.3%. Bila diibandingkan dengan posisi nasional, kata dia, angka ini lebih tinggi karena inflasi nasional berada pada 1.17% month to month. Untuk mewaspadai potensi naiknya inflasi perlu dilakukan langkah-langkah strategis, di antaranya memantau serta stabilisasi harga komoditas-komoditas utama yang menyumbang inflasi.

“Selain itu ada upaya menjaga ketersediaan cadangan pangan dan memperkuat produksi. Kemudian mencegah penimbunan yang menghambat kelancaran distribusi pangan serta komoditas strategis. Langkah lainnya meningkatkan kerja sama antardaerah dalam rangka memenuhi kebutuhan masing-masing dan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar bijak dalam konsumsi dan waspada terhadap inflasi,” ujarnya.

Sementara berdasarkan pantauan harga komoditas di pasar tradisional, ada tren penurunan pada harga cabai merah keriting dari Rp28.000/kg menjadi Rp25.000/kg di Pasar Bunder Sragen. Di Pasar Gemolong harga cabai merah keriting turun dari Rp39.000/kg menjadi Rp30.000/kg, dan di Pasar Gondang juga turun Rp30.000/kg menjadi Rp27.000/kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya