SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari Budayawan asal Yogyakarta, Butet Kertaradjasa. Jumat malam, 22 Maret 2019, Butet terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah jatuh pingsan di tengah pementasan teater Kanjeng Sepuh yang diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Butet kini dirawat di Rumah Sakit Saint Carolus, Salemba, Jakarta Pusat.

Malam itu Butet tumbang di belakang panggung, tepat setelah melakukan adegan Semar yang diperankannya. Kronologi insiden ini juga sempat dijelaskan oleh penulis skenario sekaligus sahabat Butet, Agus Noor, melalui akun Instagramnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Semalam, saat pentas memasuki menit ke-60-an, Butet yang memerankan Semar, tumbang, tubuhnya lemas dan dingin. Tergolek pucat. Itu usai adegan Semar muncul di kuburan: hidup itu cuma main-main, yang serius kematian,” tulis Agus.

Putri bungsu Butet, Galuh Paskamagma bercerita bahwa sang ayahanda tercinta memang mengeluh sedang tidak enak badan sebelum pentas dilangsungkan.

“Bapak telpon saya, katanya badan dia panas dingin dan sering sendawa. Saya sudah minta dia untuk langsung ke rumah sakit, tapi dia masih tetap ingin melaksanakan tanggung jawabnya dulu baru ke UGD,” tutur Galuh sebagaimana dikutip Okezone, Senin (25/3/2019).

Lebih lanjut, Galuh menjelaskan, pada awalnya Butet mengira kondisi tersebut disebabkan oleh asam lambungnya yang naik. Sebelum pentas, ia diketahui mengonsumi banyak mengonsumsi ice lemon tea yang menjadi salah satu minuman favoritnya.

“Kata bapak dia minum banyak ice lemon tea sebelum anfal. Teh itu memang minuman favoritnya. Tapi karena di Jakarta susah menemukan teh jawa, mungkin pilihannya jatuh ke ice lemon tea,” ungkap Galuh.

Namun ternyata dugaan itu dimentahkan oleh pihak dokter. Sesaat setelah dilarikan ke ruangan UGD, dokter langsung melakukan tes EKG (Elektrokardiogram). Tes tersebut dilakukan untuk memastikan apakah kondisi Butet itu benar-benar disebabkan oleh kondisi jantungnya yang tidak sehat, mengingat ia memiliki riwayat jantung sejak 2009 lalu.

“Saya tanya kepada dokter apakah gejala ini karena asam lambung, tapi kata dokter ini sudah pasti bukan asam lambung. Bapak memang punya riwayat jantung. Sejak 2009 sudah pasang ring (cincin). Hasil EKG pun ternyata positif karena serangan jantung,” ujarnya.

Selain itu, dokter juga melakukan tes enzim melalui media darah. Dari hasil pengecekan, diketahui bahwa kadar enzim di dalam darah Butet berada pada posisi di atas normal. “Kalau orang normal, harusnya 0,02. Enzim bapak menyentuh anfka 2.46 jadi 100 kali lipat lebih banyak. Dari tes inilah mengindikasikan bapak terkena serangan jantung,” ungkap Galuh.

Mengingat keluarga besar Butet berdomisili di Yogyakarta, Galuh mengatakan ia harus menunggu kedatangan ibunya untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

“Setelah tes enzim, bapak langsung dimasukkan HCU (High Care Unit). Tapi keputusan untuk tindak lanjutnya baru diberikan setelah ibu datang dari Yogyakarta. Saya sudah minta untuk ambil flight pertama jam 6 pagi hari Sabtu kemarin,” kata Galuh.

“Sekitar jam 8 dokter spesialisnya datang, kami minta langsung diberikan tindakan. Keputusannya kemarin bapak harus dikaterisasi jantung dan dipasang ring lagi. Sekarang Kondisinya sudah sangat membaik, besok atau lusa sudah boleh pulang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya