Nasib sial menimpa Jon Koplo Senin (22/10) lalu ketika pelajar kelas VIII sebuah SMP di Tengaran, Semarang ini mendapat pesan dari ayahnya, Tom Gembus, untuk membeli gobang yang akan dipakai untuk menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha lusa. Karena banyaknya pesanan menyembelih, sementara gobang yang lama sudah kurang tajam, Tom Gembus yang berprofesi sebagai tukang jagal itu merasa perlu membeli gobang baru. Kebetulan sekolah  Jon Koplo dekat dengan pasar yang ada pedagang pisau, celurit, gobang serta alat-alat rumah tangga dan pertanian, maka debelum ke sekolah Koplo mampir dulu untuk membeli gobang dan memasukkannya ke dalam tas . Eee, hla kok ndilalah hari itu pas ada razia di sekolahnya. Maklum, akhir-akhir ini lagi musim tawuran pelajar. Payahnya lagi, gobang Koplo pun kena razia dan disita.

PromosiJalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

”Kamu tahu ini melanggar aturan sekolah. Kenapa kamu membawa ini? Untuk apa?” tanya Bu Lady Cempluk, sang guru BP, menginterogasi.

“Saya tahu, Bu. Tapi ini pesanan ayah saya untuk menyembelih kambing kurban,” terang Koplo.

“Apa pun alasanmu, harus ada penjelasan dari ayahmu. Sebelum kau bawa ayahmu, kau diskorsi 4 hari,” kata Bu Cempluk.

Akhirnya tiada jalan lain bagi Koplo kecuali menghadirkan ayahnya di sekolahan.

“Benar, Bu. Gobang ini pesanan saya. Jadi bukan maksud Koplo membawa senjata tajam ke sekolah,” terang Tom Gembus.

“Alasan apa pun, siswa tidak dibenarkan  membawa senjata tajam ke sekolah. Saat ini saya beri toleransi, tapi lain kali tidak  boleh diulang lagi. Mengerti?” Bu Cempluk memperingatkan. Meskipun hatinya nggondhuk, tapi Jon Koplo plong juga karena terbebas dari hukuman skorsing.

Conny Warsito, Nusukan RT 003/RW 017, Banjarsari, Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi