SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Oleh: Suharsih

Di antara sekian banyak kisah keluarga miskin di Wonogiri, mungkin ini adalah salah satu yang paling tragis. Mereka adalah sepasang suami isteri dengan empat anak (satu di antaranya telah meninggal dunia) warga Dusun Gugur RT 4/RW III Desa Jatipurwo, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka tinggal di rumah gedek tak layak huni berukuran 6×9 meter berlantai tanah dengan perabot yang sangat sederhana. Sang suami, Sukijo, 59, mengalami stroke tiga tahun lalu dan sudah tidak produktif lagi untuk sekadar mencari sumber mata pencaharian. Sedangkan isterinya, Jini, 49, sudah setahun terakhir menderita kanker payudara dan kini sudah masuk stadium IV.

Menurut keterangan salah satu tetangganya, Ahmad Kiyanto, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka mengandalkan anak kedua mereka, Dwiyanto, 19. Anak pertama mereka, Andri Priyanto meninggal karena kecelakaan saat bekerja di perantauan beberapa tahun lalu. Sedangkan dua anak lainnya, Tri Ernawati dan Dewi Mahaningsih masih sekolah sehingga belum bisa mencari penghasilan.

Ahmad, yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai BMT Al Karomah, Jatipurno itu mengatakan, dengan penghasilan dari bekerja sebagai kuli panggul di penggilingan padi setempat yang hanya Rp 25.000/hari, Dwiyanto harus membiayai kebutuhan keluarganya termasuk biaya sekolah kedua adiknya. Dwiyanto bahkan tidak sempat meluluskan pendidikan SLTP-nya sedangkan adiknya, Tri Ernawati, yang tahun ini lulus SMP, juga hampir pasti tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Adiknya yang terkecil, masih duduk di kelas IV SD.

“Dengan kondisi demikian jelas tidak mungkin Bu Jini bisa mendapatkan pengobatan yang dibutuhkannya. Paling banter dia hanya dibawa untuk periksa ke Puskesmas. Tapi itu sangat jauh dari yang dibutuhkannya untuk menyembuhkan kanker. Dia membutuhkan uluran tangan dari pihak manapun yang cukup peduli,” jelas Ahmad, kepada wartawan, Selasa (22/6).

Ahmad sendiri, bersama BMT tempatnya bekerja telah membentuk tim penanggulangan kemiskinan dan dalam waktu dekat akan mencari bantuan dana Peduli Mbok Jini. Pihaknya berharap ada pihak-pihak yang cukup peduli untuk membantu biaya pengobatan Jini yang saat ini dirawat di RSUD dr Moewardi Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya