SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Tak mau ketinggalan, Jon Koplo dan Tom Gembus yang dianggap senior oleh teman-temannya didaulat sebagai koordinator tim. Di perjalanan, mereka saling bersenda gurau dan sambil menikmati suasana lereng Merapi. Tak terasa, mereka sudah menempuh separuh perjalanan dan tiba di objek wisata Kali Adem, Dusun Kinahrejo, dekat rumah Mbah Marijan.
Sambil mendaki lereng Kali Gendol yang pernah disapu awan panas beberapa waktu lalu, mak bedunduk, di atasnya ada seorang perempuan bule Belanda yang sedang ngopi di warung.
”Wah, lumayan, tamba kesel,” celoteh Jon Koplo yang mulai kumat usilnya.
”Talking-talking, what your name and dari mana asal negara you?” tanya Jon Koplo meniru iklan televisi.
”Apa you tangga-nya Van Basten and apa you agak melarat, kok jajan di warung no on restaurant?” sambung Tom Gembus sambil cengengesan.
Si bule hanya tersenyum melihat polah Koplo dan Gembus. ”Menapa panjenengan sampun gadhah pacar, Diajeng?” tanya Koplo mencoba pakai bahasa Jawa halus.
Namun tak disangka, tiba-tiba perempuan bule itu pun menjawab tak kalah halusnya, ”Nuwun sewu, nami kula Lady Cempluk. Kula saking Belanda lan kula mahasiswi Fakultas Sastra Jawa UGM. Kula kepingin gesang prasaja, jajan wonten mriki lan kula dereng gadhah pacar, Mas.”
Modiar ora…! Koplo dan Gembus kena batunya. Lalu tanpa bisa berucap sepatah pun, dengan wajah abang ireng dua lakon kita ini langsung balik kanan diiringi tawa teman-temannya. Kiriman Alwan Suryanto, Perum Korpri RT 03/ RW XI, Blok C 32 Gayam, Sukoharjo.