SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan RTLH (JIBI/Harianjogja/Dok.)

30 program disiapkan untuk tekan kemiskinan jadi 10,7%.

Solopos.com, WONOGIRI—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menetapkan 30 program prioritas 2019. Dari 30 program tersebut, program bidang kesehatan dan peningkatan air bersih di wilayah terdampak kekeringan bakal mendapat perhatian utama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati akan mencoret usulan yang tak relevan dengan skala prioritas. Program prioritas itu ditarget mampu menekan angka kemiskinan 2019 di angka 10,7%.

Hal itu terungkap dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Wonogiri 2019 di Pendapa Rumah Dinas Bupati kompleks Sekretariat Daerah (Setda), Rabu (21/3/2018).

Informasi yang dihimpun Solopos,com, sebanyak 30 program tersebut diklasifikasikan menjadi empat subtema. Subtema itu meliputi pemantapan produk lokal melalui pembangunan pasar tradisional untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemantapan kualitas pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, perumahan, dan sosial guna mengentaskan kemiskinan.

Dua lainnya yakni pemantapan pelayanan dasar bidang infrastruktur untuk mengatasi kekeringan dan meningkatkan kinerja birokrasi untuk memantapkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik. (baca juga: KEMISKINAN WONOGIRI: Data Kemiskinan Tak Relevan, Pemkab Wonogiri Lakukan Ini)

Bupati Joko Sutopo meminta para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) mengubah paradigma lama dalam membuat rencana program kerja. Program yang ada harus menghasilkan manfaat yang bisa dirasakan banyak orang.

Oleh karena itu program harus direncanakan secara matang agar bisa mengatasi masalah. Bupati tak ingin OPD sekadar salin tempel program sehingga tiap tahun sama saja. Untuk memastikan program kerja relevan dengan skala prioritas, Bupati mengharuskan OPD mempresentasikannya di hadapan ia dan tim dalam rangka pengkajian dan pendalaman bersama.

“Sebelum jadi RKPD [Rencana Kerja Pemerintah Daerah], program harus dipresentasikan dulu. Kalau tujuan program berada di luar 30 program prioritas, saya pastikan akan di-delete [dihapus]. Sekarang ini program harus berbasis out come [manfaat], jangan hanya formalitas,” kata Bupati.

Kepada wartawan dia menyampaikan program prioritas tersebut pada dasarnya bertujuan mengentaskan kemiskinan. Sejak berdiri hingga menjelang usia 277 tahun, Wonogiri belum beranjak dari persoalan itu.

Persoalan utamanya karena pembangunan tak merata. Pada 2015 angka kemiskinan 12,98%, 2016 naik menjadi 13,12%, sementara 2017 turun di angka 12,90%. Persoalan yang dihadapi warga di sejumlah wilayah erat kaitannya dengan kemiskinan, seperti masalah kesehatan, kekeringan, rumah tidak layak huni, anak putus sekolah, dan sebagainya.

Masalah kesehatan di Kismantoro akan diatasi tahun ini. Pemkab akan menggelar operasi gratis bagi 1.037 penderita gondok di kecamatan itu melalui program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Anggaran untuk Jamkesda 2018 senilai Rp12 miliar dan hingga Januari lalu baru terserap Rp123 juta. Selain itu Pemkab akan menggelar operasi pasar garam beryodium.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitan dan Pengembangan (Bappeda Litbang), Sri Djarwadi, menuturkan persentase kemiskinan Wonogiri tahun ini ditarget turun menjadi 11,23%. Program yang sudah ditetapkan ditarget mampu menekan angka kemiskinan di angka 10,7%.

 

10 dari 30 Program Prioritas 2019

  • Revitalisasi 1 dari 3 pasar berskala besar, yakni Pasar Slogohimo, Pracimantoro, dan Jatisrono
  • Pengembangan desa wisata
  • Pengadaan sarana prasarana pertanian, alat mesin pertanian, bantuan bibit, dan pengembangan ternak
  • Verifikasi dan validasi data kemiskinan PPDB 2015 yang sudah tak relevan
  • Verifikasi, validasi, dan evaluasi secara menyeluruh pelaksanaan program agar lebih tepat sasaran
  • Rehab ruang kelas, pengadaan media pembelajaran, dan pemberian honor bagi pengajar
  • Pembangunan, rehab, dan pemeliharaan sarana prasarana kesehatan
  • Perbaikan RTLH
  • Pelatihan keterampilan berbasis kompetensi bagi calon tenaga kerja
  • Penanganan kekeringan di wilayah selatan, dengan pemanfaatan sumber air Waru, Banyu Towo, dan Mandean.

Sumber: Bappeda Litbang Wonogiri. (rio)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya