SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga miskin (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Angka kemiskinan Sukoharjo ditarget turun 8%.

Solopos.com, SUKOHARJO–Angka kemiskinan di Sukoharjo ditarget turun dari 8,75% menjadi 8% pada 2018. Pemkab Sukoharjo bakal mengefektifkan berbagai program kegiatan yang menyasar warga miskin di setiap desa/kelurahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, dari berbagai sumber, Rabu (28/3/2018), jumlah warga miskin berkurang 2.220 jiwa atau sekitar 0,22% pada 2017. Jumlah warga miskin di Sukoharjo tercatat sebanyak 78.910 jiwa atau sekitar 9,07% berkurang menjadi 76.690 jiwa atau sekitar 8,75%.

“Angka kemiskinan di Sukoharjo terendah di wilayah Soloraya. Namun, Pemkab bakal berupaya maksimal untuk mencapai target penurunan angka kemiskinan sekitar delapan persen pada tahun ini,” kata Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelbangda) Sukoharjo, Ahmad Hufroni, kepada Solopos.com, Rabu. (baca juga:KEMISKINAN SUKOHARJO: BPS Sukoharjo Klaim Jumlah Warga Miskin Berkurang 2.220 Jiwa)

Target penurunan angka kemiskinan itu telah dipaparkan saat kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrembang) Kabupaten Sukoharjo pada Selasa (27/3/2018).

Menurut Hufroni, capaian angka kemiskinan di bawah provinsi dan nasional. Prosentase angka kemiskinan di Jateng sekitar 12,23% sementara nasional sekitar 10,12%.

Selama ini, percepatan penanggulangan kemiskinan ditangani Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Sukoharjo.

“Program pembangunan harus sinergi antara perencanaan dan penganggaran yang menitikberatkan pada upaya penanggulangan kemiskinan di setiap kecamatan. Program percepatan penanggulangan kemiskinan harus berjalan optimal,” ujar dia.

Berbagai bantuan keuangan yang digelontorkan pemerintah harus berimplikasi pada pemberdayaan perekonomian warga miskin. Dengan demikian, program ini mampu meningkatkan kesejahteraan warga miskin.

Selain itu, program pemerintah bakal kembali digalakkan untuk menekan angka kemiskinan. Misalnya, program keluarga berencana (KB) sebagai upaya pemerintah menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengurangi warga miskin.

Seorang warga asal Desa Kudu, Kecamatan Baki, Eko Rahmadi, meminta Pemkab melakukan terobosan baru untuk membuka lapangan kerja baru. Jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Jamu cukup banyak yang berpengaruh pada angka kemiskinan.

“Kami berharap berbagai bantuan keuangan benar-benar digunakan untuk pemberdayaan perekonomian warga miskin, terutama di wilayah perdesaan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya