SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO–Angka kemiskinan di Kota Solo masih menjadi perhatian. Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo menyebut saat ini jumlah warga miskin di Solo masih mencapai angka 130.000 jiwa.

Pihaknya menilai angka ini berbeda dengan versi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang menggunakan 14 parameter dari Badan Pusat Statistika (BPS).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau standar Jateng , jumlah warga miskin di Solo sekitar 60.000 sampai 70.000 jiwa. Tapi angka ini tidak sesuai dengan 25 parameter yang digunakan Pemkot Solo,” jelas pria yang akrab disapa Rudy saat ditemui wartawan seusai pembubaran TNI Manunggal masuk desa (TMMD) di lapangan Kelurahan Sumber, Selasa (10/6).

Rudy menjelaskan Pemkot Solo lebih fokus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daripada mengurangi angka kemiskinan yang ada. “Kalau sekadar mengurangi angka saja sih perkara mudah, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas kesejahteraan yang seharusnya dipikirkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” papar dia.

Program Pengentasan Kemiskinan

Lebih lanjut Rudy menegaskan program Pemkot Solo sendiri lebih ditujukan untuk kesejahteraan. “Warga miskin jangan dijadikan komoditas, untuk itu kami membuat program-program seperti pelatihan bagi warga miskin, bantuan modal usaha, batuan berobat, pembentukan kelompok usaha. Hal tersebut bertujuan untuk membuat mereka lebih mandiri,” ujar dia.

Disinggung mengenai keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Solo, Rudy menuturkan pada 2015 Solo akan bebas dari gepeng. “Karena keberadaan mereka juga salah satu indikator kemiskinan. Untuk itu mewujudkan program Kota Layak Anak adalah poin penting kedepannya,” tutur dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Solo, Sumartono Karjo membeberkan Pemkot menganggarkan Rp390 juta melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) . “Anggaran tersebut kami alokasikan untuk pelatihan, pendampingan usaha, bantuan modal. Hal tersebut agar mereka bisa mandiri dengan pelatihan ketenagakerjaan,” beber dia.

Program ini, imbuh Sumartono dinilai kurang efektif lantaran hanya bisa diikuti oleh 20-40 orang. “Selama ini cukup efektif memang, tetapi masih sangat terbatas terkait jumlah warga miskin yang ikut pelatihan tersebut,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya