SOLOPOS.COM - Ilustrasi kesenjangan kemakmuran. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Kemiskinan di Jateng, terutama di daerah perkotaan, oleh BPS diakui meningkat.

Semarangpos.com, SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng) menyebutkan tingkat kemiskinan di wilayah Jateng secara menyeluruh mengalami penurunan sepanjang tahun 2016. Meski demikian, jumlah warga miskin di daerah perkotaan di Jateng justru meningkat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Statistik Sosial BPS Jateng, Erisman, menyebutkan sepanjang September 2015-September 2016 jumlah penduduk miskin di Jateng mencapai 4,49 juta orang atau sebesar 13,19% dari total penduduk di Jateng. Jumlah itu memang menurun jika dibandingkan dengan angka kemiskinan di Jateng pada Maret 2016, yang mencapai 4,5 juta orang atau 13,27%.

Ekspedisi Mudik 2024

“Meski demikian, jumlah warga miskin di Jateng itu masih tertinggi yang kedua secara nasional setelah Jawa Timur. Dari data yang kami miliki provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak, adalah Jatim yang mencapai 4,6 juta orang,” ujar Erisman saat dijumpai wartawan di Kantor BPS Jateng, Selasa (3/1/2016).

Kendati angka kemiskinan di Jateng secara menyeluruh turun, Erisman mengaku berdasarkan daerah tempat tinggal jumlah penduduk miskin di kota justru mengalami kenaikan. Dari data yang dimiliki BPS Jateng, selama 2016 jumlah penduduk miskin di kota di wilayah Jateng naik sekitar 55.470 orang menjadi 1,88 juta orang.

Sementara itu, jumlah penduduk miskin di pedesaan mengalami penurunan dari 2,68 juta orang menjadi 2,61 juta orang. “Yang paling memengaruhi naiknya angka kemiskinan di daerah perkotaan adalah naiknya harga-harga komoditi makanan, seperti beras, daging sapi, telur ayam, gula pasir, dan lain-lain. Selain itu, naiknya garis kemiskinan di kota juga dipengaruhi naiknya kebutuhan yang lain, seperti rokok, biaya perumahan, bahan bakar, pendidikan dan juga kesehatan,” beber Erisman.

Erisman menambahkan indikator angka kemiskinan itu dihitung berdasarkan pendapatan per bulan penduduk per kapita per bulan yang dianggap masih di bawah garis kemiskinan, yakni Rp322.748. “Kalau secara daerah tingkat kemiskinan paling tinggi di Jateng, masih ditempati Brebes dan Wonosobo. Yang terendah, ya masih Semarang,” tutur Erisman.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya