SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga miskin (JIBI/Solopos/Dok.)

Kemiskinan dianggap tak lagi mendera 43.030 penduduk Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah (Jateng) pada bulan Maret 2017 berkurang 43.030 orang dibandingkan bulan September tahun 2016 lalu. “Berdasarkan data, pada bulan Maret jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mencapai 4,45 juta orang atau 13,01% dari total jumlah penduduk, sedangkan bulan September sebanyak 4,49 juta orang atau 13,19%,” papar Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Margo Yuwono di Kota Semarang, Senin (17/7/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia mengatakan untuk persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada bulan September 2016 sebesar 11,38% atau turun menjadi 11,21% dari bulan Maret 2017. Sedangkan untuk persentase penduduk miskin di daerah perdesaan, dikatakannya, juga turun dari 14,88 persen pada bulan September 2016 menjadi 14,77 persen pada bulan Maret 2017.

Margo mengatakan meski selama periode September 2016-Maret 2017 persentase kemiskinan menurunan, namun jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 9.540 orang, yaitu dari 1,88 juta orang pada September 2016 menjadi 1,89 juta orang pada bulan Maret 2017. Sedangkan di daerah perdesaan mengalami penurunan sebanyak 52.570 orang, yaitu dari 2,61 juta orang pada September 2016 menjadi 2,56 juta orang pada bulan Maret 2016.

Sementara itu, untuk peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan, seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. “Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada bulan Maret 2016 tercatat sebesar 73,41%, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2016 yaitu sebesar 73,25%,” katanya.

Ia mengatakan komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan. “Beberapa di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, tempe, mie instan, tahu, dan bawang merah,” katanya.

Sedangkan untuk komoditas bukan makanan di antaranya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, dan kesehatan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya